Pemerintah Batalkan Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia, Masyarakat Bereaksi
Jumat, 17 November 2023 07:00
Reporter : Tim Digo.id
Foto Ilustrasi
Jakarta,
DIGO.id -- Kasus demam berdarah yang tinggi di
Indonesia mendorong Pemerintah untuk mencari solusi dengan menggunakan metode
inovatif, salah satunya melalui penyebaran telur nyamuk Aedes Aegypti yang
terpapar bakteri Wolbachia. Namun, rencana ini menuai kontroversi dan berbagai
penolakan dari masyarakat.
Metode
ini pertama kali diujicoba pada 2016 di Yogyakarta dengan hasil positif. Nyamuk
Aedes aegypti ber-Wolbachia berhasil menurunkan kasus dengue sebesar 77.1% dan
rawat inap karena dengue sebesar 86%.
Meskipun
demikian, pada Senin (13/11/2023), Pemerintah memutuskan untuk membatalkan
rencana penyebaran 200 juta nyamuk Wolbachia di Pulau Bali dan beberapa kota
lainnya, seperti Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang.
Keputusan
ini diambil setelah muncul pro dan kontra terkait metode Wolbachia. Gerakan
Sehat Untuk Rakyat Indonesia, yang diinisiasi oleh SFS Foundation, ASPEK
Indonesia, dan Gladiator Bangsa, mengecam rencana Pemerintah dan mendesak untuk
menghentikan pelepasan nyamuk tersebut.
Gerakan
Sehat Untuk Rakyat Indonesia menyoroti kurangnya studi menyeluruh tentang
efektivitas program ini, khususnya terkait dampak jangka panjangnya terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan, termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
Mereka
juga mencemaskan risiko terhadap industri pariwisata dan ekonomi masyarakat
setempat. Tuntutan dari gerakan ini antara lain mencakup:
Due
Diligence Mendalam: Evaluasi menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk.
Ancaman
Keamanan Nasional: Investigasi risiko IP Technology melalui Wolbachia.
Transparansi
Penuh: Publik harus tahu dan menyatakan persetujuan.
Pemerintah
diingatkan untuk bertindak dengan cepat dan melindungi daerah yang menjadi
sasaran program ini.
Uc/khn