Pembakaran Al Quran di Swedia, Umat Kristen Ortodox Bereaksi Keras
Kamis, 26 Januari 2023 15:32
Reporter : Dinni Kamilani
Ilustrasi umat Kristen Ortodox.
MOSKOW -- Insiden pembakaran Al Quran di Stockholm, Swedia, beberapa waktu lalu, rupanya tidak hanya membuat umat muslim menjadi geram. Gereja Ortodoks di Rusia pun mengutuk keras kejadian tersebut.
Kepala Departemen Sinode untuk Hubungan Gereja dengan Masyarakat dan Media Patriarkat Moskow, Vladimir Legoyda, menyebut kasus pembakaran Al Quran itu menjadi salah satu bentuk vandalisme yang tidak bisa diterima.
Legoyda menyatakan perjuangan politik seseorang hendaknya tidak melintasi batas kemanusiaan serta menyinggung hal-hal suci keagamaan.
"Pembakaran Al Quran di dekat Kedutaan Besar Turki di Swedia adalah tindakan vandalisme yang tidak bisa diterima," katanya seperti dilansir kantor berita TASS, Kamis, 26 Januari 2023.
"Seseorang tidak boleh meludahi sesuatu yang sakral bagi orang lain. Seseorang juga tidak boleh melewati batas kemanusiaan dan menodai hal-hal suci," tambahnya.
Sebelumnya, komunitas muslim di Rusia pun mengutuk pembakaran Al Quran itu.
Kasus pembakaran Al Quran ini terjadi pada Sabtu, 21 Januari 2023, yang dilakukan oleh pemimpin partai politik sayap kanan garis keras, Rasmus Paludan. Dalam kesempatan itu, Paludan juga sempat mengkritik NATO, Turki, serta Presiden Erdogan.
Masyarakat Swedia sendiri pun mengkritik adanya kejadian tersebut. Bahkan, Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson menyebut pembakaran Al Quran merupakan hal yang tidak sopan.
"Membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Saya ingin mengucapkan simpati saya bagi umat Islam yang tersinggung dengan apa yang terjadi saat itu," ujarnya dilansir AP, beberapa waktu lalu.