Pedagang Hilang Pemasukan Pascagempa Cianjur
Jumat, 02 Desember 2022 22:00
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Pedagang sekitar Pendopo Cianjur. Dok. Siti Ninu Nugraha
CIANJUR -- Perekonomian pedagang sekitar Alun-alun Cianjur menurun pascagempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 lalu. Pedagang mengeluhkan sedikit pengunjung yang datang ke sekitar Alun-Alun Cianjur.
Pedagang kopi keliling, Nurhalimah yang berasal dari Pabuaran Cikidang mengatakan pendapatannya saat ini menurun drastis. Terlebih ketika disediakannya kopi gratis di Pendopo Cianjur yang membuat pembeli tak lagi membeli kopi kepadanya.
"Saya sehari-hari jualan kopi di alun-alun sekarang agak berkurang, memang orang-orang pada suka kopi, tapi semenjak ada kopi gratis (di Pendopo) jadi agak mengurang," kata Nurhalimah, Jumat 2 Desember 2022.
Menurut Nurhalimah, Alun-alun Cianjur saat ini sudah tidak banyak pengunjung. Karena anak-anak yang bermain harus didampingi orang tuanya.
Selain pendapatan yang menurun, para pedagang juga merasa trauma karena gempa susulan yang masih sering terjadi. Mereka khawatir karena saat berjualan mereka jauh dari keluarga.
Nurhalimah merasa waswas saat sedang berjualan. Ia takut gempa yang lebih besar terjadi saat ia tidak bersama keluarga.
"Gempa susulan kaya agak waswas, lagi jualan teh kerasa (gempa) terus, takut, kan dari berita teh katanya jangan kemana-mana bakal ada gempa lebih besar," kata Nurhalimah.
Sementara itu, penjual kupat tahu, Aidah mengatakan, pascagempa pendapatannya terbantu hanya karena banyak masyarakat yang mengambil bantuan sosial di kantor pos sekitar alun-alun.
"Saya sudah sebelas tahun jualan disini, pascagempa kan banyak bantuan nih bansos di kantor pos jadi lumayan banyak yang jajan, tapi tidak tahu kalau nanti sudah beres bansos bagaimana," kata Aidah.
Aidah mengaku dagangannya tidak laris saat car free day berlangsung. Dia pun tidak tahu bagaimana nasibnya nanti setelah pemulihan pascagempa selesai.
"Kan saya juga jualan di CFD tidak ada orang, tidak ada yang main ke CFD, kalau misalkan punya anak dilarang berjauhan sama orang tua jadi jarang ada pengunjung," kata Aidah.
Aidah juga merasakan hal yang sama merasakan trauma setelah gempa yang terjadi. Apalagi saudaranya meninggal akibat gempa tersebut.
"Ibu saya yang habis rumahnya, kalau saya tembok pinggir dan atap rumah rusak, saudara saya meninggal satu, trauma sih ada soalnya kan kenceng banget pas kejadiannya jadi kaya suara gemuruh jadi kalo apa apa gerak jadi terkejut," Aidah.