Pasar Mobil Stagnan, Harga Mobil Listrik Harus Terjangkau
Rabu, 07 Februari 2024 21:33
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Pasar Otomotif di Indonesia stagnan selama 10th/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil dalam negeri selama satu dekade terakhir mendekati angka 1 juta unit. Meskipun begitu, kapasitas produksi pabrikan mobil nasional mencapai 2 juta unit per tahun. Bahkan, jumlah pemain baru terus bertambah, dengan komitmen untuk mendukung industri otomotif dengan mendirikan pabrik.
Sikapnya Airlangga Hartarto
Menyikapi situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa produk mobil listrik (EV) di Indonesia seharusnya lebih terjangkau. Menurutnya, hal ini akan mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan.
"Untuk mendorong pasar. tentu pasar domestik harus kompetitif dalam sisi price. Kemudian yang kedua, fitur dari kendaraan semakin modern," katanya, dikutip kompas,Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.
"Salah satu kita harus mendorong EV yang harganya terjangkau bagi masyarakat," lanjut Airlangga.
Meskipun tidak menjelaskan strategi pemerintah lebih lanjut, Airlangga percaya bahwa mobil listrik yang terjangkau dapat menjadi pendorong perubahan. Ia mengacu pada keberhasilan program Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau yang dikenal sebagai Low Cost Green Car (LCGC) yang diluncurkan pada tahun 2013 lalu. Melalui program tersebut, penjualan mobil nasional mencapai rekor 1,23 juta unit dalam satu dekade terakhir.
Pasar Domestik Cenderung Stagnan Guys
Meskipun pasar domestik cenderung stagnan, ekspor kendaraan mengalami peningkatan. Airlangga menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena gangguan mobilitas akibat pandemi COVID-19. Namun, ekspor kendaraan kini telah melonjak menjadi lebih dari 400.000 unit.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, menyatakan bahwa salah satu alasan pasar domestik mandek adalah karena level segmentasi kendaraan bermotor di Indonesia yang tidak berubah. Menurutnya, daya beli sebagian besar konsumen mobil berada di kisaran Rp 300 juta - Rp 400 juta.
"(Kondisi pasar stagnan) pertama kemarin karena Covid-19 sehingga mobilitas terganggu. Jadi sekarang sudah kembali tetapi ada lonjakkan dari ekspor yang sudah di atas 400.000 unit," ujar dia.
"Daya beli sebagian besar pengguna mobil berada di sekitar Rp 300 juta-Rp 400 juta ditengarai sebagai faktor membuat penjualan mobil tidak bergerak dari level 1 juta unit," kata dia.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa peluang harus dimanfaatkan, termasuk pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, pembangunan infrastruktur, dan rasio kepemilikan mobil yang masih rendah, yaitu sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk.