MGG Gelar Dies Natalis Bertajuk “Campuhaning Rasa”
Kamis, 08 Desember 2022 20:29
Reporter : Nadiana Tsamratul Fuadah
Acara Dies Natalis ke-51 dari Maha Gotra Ganesha (MGG) ITB. Dok itb.ac.id.
BANDUNG -- Maha Gotra Ganesha (MGG) merayakan Dies Natalis yang ke 51, dengan pertunjukan kebudayaan Bali. Dies Natalis MGG tahun ini terasa spesial karena dapat kembali menggelar perayaan di Teater Tertutup Dago Tea House pada Minggu, 20 November 2022.
Sebagai informasi, MGG telah melestarikan kebudayaan Bali sejak tahun 1971 di lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dies Natalis tahun ini dibawakan dengan tema “Campuhaning Rasa”, yang berasal dari kata “campuhaning” yang berarti kolaborasi, dan “rasa” yang mendasari kreasi cipta budaya dan seni manusia. Tema ini dipilih karena sesuai dengan tujuan MGG sebagai wadah kolaborasi berkesenian Bali tanpa memandang asal daerah, suku, dan ras.
Tak hanya dari perwakilan dan lingkungan ITB yang diundang, Dies Natalis kali ini juga turut mengundang entitas konservasi kebudayaan.
“Ini (Dies Natalis MGG) menunjukkan bahwa seni pertunjukan sudah menggeliat lagi,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Arief Syarifudin dalam laman resmi ITB.
Acara ini dibuka dengan pertunjukan tetabuhan yang membawakan Tabuh Telu Gajah Nongklang, dilanjut dengan Tari Puspawresti yang bermakna sebagai tari penyambutan tamu oleh pemuda-pemudi yang direpresentasikan oleh anggota MGG.
Hal yang unik dari acara ini adalah, adanya pertunjukkan seni suara di samping seni tari dan tubuh. Pada kesempatan kali ini, diperkenalkan pula jingle Maha Gotra Ganesha dan Festival Tari Bali (FTB) ITB sebagai pemacu semangat anggota MGG dalam berkreasi dan peserta FTB dalam berkompetisi. Seni suara juga dianggap mampu menambah taraf kesenian seni musik dalam kesenian Bali disamping seni tabuh dan karawitan.
Puncak acara ditandai dengan persembahan sendratari berjudul “Bali Cina Cintamani”, yakni sebuah adaptasi cerita rakyat Bali “Legenda Dalem Balingkang” yang mengisahkan sejarah hubungan Kerajaan Bali dan Tiongkok, yang kali ini disuguhkan sebagai roman.
"Bali Cina Cintamani" ini mengisahkan kisah cinta antara Raja Bali Sri Jaya Pangus dan Putri Tiongkok Kang Cing Wie. Di mana terdapat penggabungan budaya Bali dan Tiongkok yang dapat dilihat dari variasi pakaian prada dan hanfu yang dikenakan oleh para pemain.
“Kisah ini pula yang menceritakan sejarah pembangunan sendi-sendi perekonomian Bali zaman dahulu serta awal kolaborasi budaya Bali dengan budaya asing, sesuai dengan tema Campuhaning Rasa,” ungkap Ketua Pelaksana Dies Natalis MGG ke-51, I Putu Ferry Wistika.