Mengenal Raja Haji Ahmad, yang Tampil di Ikon Google Doodle
Minggu, 06 November 2022 04:17
Reporter : Hartifiany Praisra
Dok. Google Doodle
BANDUNG -- Google Doodle pada Sabtu, 5 November 2022, menampilkan Raja Haji Ahmad. Dalam ikon Google Doodle tersebut, tampak pria yang memakai kacamata, berpeci hitam, disertai dengan sebuah buku.
Lalu, siapakah sebenarnya sosok Raja Haji Ahmad ini?
Raja Haji Ahmad merupakan seorang pahlawan dari tanah Melayu. Nama aslinya adalah Raja Ali bin Raja Haji Ahmad. Berdasarkan informasi dari laman resmi Pemprov Riau, Raja Haji Ahmad lahir pada tahun 1809.
Dia sebenarnya keturunan bangsawan dari Bugis. Kakeknya adalah Raja Haji Fisabilillah yang merupakan pahlawan Melayu-Bugis yang sempat menjabat sebagai Yamtuan Muda atau Perdana Menteri keempat dalam Kesultanan Lingga-Riau.
Raja Haji Ali menjalani masa hidupnya di Pulau Penyengat, yang kini merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau.
Semasa kanak-anak, dia sering mengikuti perjalanan ayahnya ke beberapa daerah guna berdagang. Termasuk pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Bisa dikatakan, dia merupakan pangeran Riau pertama yang menjalankan ibadah haji di usianya yang masih sangat muda.
Ketika itu, Raja Haji Ahmad baru berusia 13 tahun. Saat kembali ke Riau, dia telah mempelajari ilmu fiqih serta ilmu bahasa Arab. Dari sinilah, dia tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai wawasan luas.
Sampai akhirnya, dia terkenal sebagai seorang cendekiawan, sejarawan, serta penulis terkenal. Bahkan, Raja Haji Ali dikenal pula sebagai pencatat pertama dasar tata bahasa Melayu, melalui buku Pedoman Bahasa. Buku inilah yang akhirnya menjadi standar dari bahasa Melayu.
Terdapat beberapa karya Raja Haji Ahmad yang terkenal sejak abad 19, yakni Syair Abdul Muluk pada tahun 1847 dan Tuhfat Al Nafis di tahun 1865. Namun, karyanya yang paling dikenal adalah Gurindam Dua Belas pada tahun 1847.
Gurindam Dua Belas ini merupakan pelopor arus aliran sastra Melayu pada zamannya. Karya ini dibuat oleh Raja Haji Ahmad saat usianya menginjak 38 tahun.
Mengutip dari situs resmi Kemendikbud, Gurindam Dua Belas terdiri dari 12 pasal yang isinya adalah nasihat maupun petunjuk hidup. Adapun pesan-pesan tersebut antara lain terkait ibadah, kewajiban raja, tugas orang tua kepada anak, kewajiban anak terhadap orang tua, budi pekerti, serta hidup bermasyarakat.
Nasihat tersebut, antara lain terkait ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orangtua, tugas orangtua kepada anak, budi pekerti, dan hidup bermasyarakat.
Raja Haji Ahmad meninggal dunia pada tahun 1873 di Pulau Penyengat. Jenazahnya lalu disemayamkan disemayamkan di Kompleks Pemakaman Engku Putri Raja Hamidah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.