Masyarakat sekitar Polsek Astana Anyar Ikuti Trauma Healing
Kamis, 08 Desember 2022 21:26
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Paur Psiper Bag Psikologi Ro SDM Polda Jabar, Ine Dewi Kania. Dok Siti Ninu Nugraha
BANDUNG -- Sejumlah masyarakat sekitar Polsek Astana Anyar yang terdampak ledakan bom bunuh diri mengikuti trauma healing di Masjid Hidayatul Iman, Astana Anyar, Kota Bandung Kamis, 8 Desember 2022. Ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung pada Rabu 7 Desember 2022 menyebabkan masyarakat sekitar mengalami trauma.
Paur Psiper Bag Psikologi Ro SDM Polda Jabar, Ine Dewi Kania mengatakan program trauma healing itu sarannya sadalah untuk menurunkan tingkat kecemasan masyarakat. Kegiatan ini merupakan gerakan melalui relaksasi dan perubahan pola pikir.
"Saran program trauma healing itu untuk menurunkan tingkat kecemasan tingkat stress, jadi kita akan melakukan gerakan melalui relaksasi, perubahan pola pikir yang tadunya rasanya tidak nyaman kita pikirkan kita bayangkan sehingga kita memikirkan rasa lain untuk menghadapi masalah," kata Ine.
Ine mengatakan masyarakat yang awalnya takut menghadapi TKP kemudian dirubahnya pola pikir sehingga rasa takut tersebut akan berubah. Semakin lama rasa cemas tersebut akan semakin sedikit hingga akhirnya rasa cemas itu akan hilang.
"Awalnya mungkin takut yah menghadapi TKP tapi dengan dirubahnya pola pikir sehingga rasa itu akan berubah makin lama makin sedikit hingga rasa cemas itu akan hilang, dan itu perlu proses," kata Ine.
Ine mengatakan dalam proses trauma healing dibagi menjadi beberapa kelompok yang dipimpin oleh ketua timnya. Sehingga masyarakat per tiga hari bisa diskusi dan saling menguatkan.
"Tiap kelompok itu ada timnya sehingga akan lebih mudah untuk berkomunikasi," kata Ine.
Keluhan masyarakat yaitu gemetar kakinya, rasa takut, jantung berdebar-debar, dan sulit untuk berpikir. Ine mengatakan jika terjadi ledakan bom gejala tersebut memang wajar dirasakan masyarakat.
"Apa yang dirasakan ketika terjadi bom menjadi sesuatu yang wajar, sehingga perlu ada pola pikirnya yang dirubah dan dia rasakan hal itu tidak apa-apa dan itu bisa dilakukan setiap hari, ada diskusi setiap tiga hari dan akhirnya nanti jadi terbiasa," ujar Ine.