Masa Iya Ramadhan Mau di Hapus Sama Israel?
Selasa, 05 Maret 2024 18:44
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Kontroversi Penghapusan Ramadhan/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Menteri Israel yang namanya Amichai Eliyahu. Dia ngeluarin pernyataan yang bener-bener kontroversial, nih. Katanya, bulan Ramadan tuh harus dihapus aja dan kita juga harus nggak takut lagi sama bulan suci ini.
Pernyataan Hapuskan Bulan Ramadhan
Pernyataan itu dia sampaikan pas diwawancara sama Radio Angkatan Darat, guys. Dia bilang gitu seiring dengan kabar adanya kebocoran keamanan di Israel yang bikin mereka khawatir tentang situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan Ramadan.
"Apa yang disebut bulan Ramadhan harus dihapuskan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihapuskan," kata Eliyahu kepada Radio Angkatan Darat, dikutip dari News Arab, Sabtu, 2 Maret 2024.
Nah, tentu aja, pernyataan Eliyahu ini disambut keras sama Council on Muslim-American Relations (CAIR). Mereka langsung kecam pernyataan itu dan minta Presiden AS, Joe Biden, buat ikut mengutuk Eliyahu.
"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka menyuarakan pernyataan genosida yang luput dikutuk oleh pemerintahan Biden," kata Mitchell.
Edward Ahmad Mitchel, yang jadi Wakil Direktur Eksekutif CAIR, bilang, "Pemerintah Israel terus berteriak kepada semua orang yang mau mendengarkan bahwa mereka meluncurkan perang terhadap seluruh penduduk Palestina, termasuk simbol-simbol kebudayaan mereka, dari gereja, masjid, hingga Ramadan sendiri,"
Kalian inget nggak, guys? Sebelumnya, Eliyahu ini juga udah ngomong hal yang kontroversial pada November 2023 lalu. Dia pernah ngomongin soal menjatuhkan "bom nuklir" di Jalur Gaza yang dia sebut "sebuah pilihan".
Gencatan Senjata di Bulan Ramadhan
Kabar terbaru nih dari Gaza, ada perlu banget gencatan senjata sebelum bulan Ramadan. Menurut laporan dari media Israel, pemerintah AS lagi gencar ngebut Tel Aviv buat nyari kesepakatan sama Hamas soal pertukaran sandera dan berhentiin konflik di Gaza sebelum bulan suci Ramadhan dateng, yang cuma sekitar sepuluh hari lagi, guys!
Tapi, ada twist-nya nih. Kamis, 29 Februari 2024 kemarin, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bilang masih terlalu awal buat ngomong kalo Tel Aviv udah nyampein kesepakatan soal pertukaran tawanan sama Hamas.
Nah, sementara pembicaraan terus berlangsung, AS, Qatar, dan Mesir turun tangan buat mediasi. Dan, Presiden AS Joe Biden ngeyakinin kalo Israel bakal berhentiin serangannya ke Gaza selama bulan suci Ramadan kalo kesepakatan itu bisa tercapai.
Kelompok Hamas, yang diduga nahan lebih dari 130 sandera Israel, minta supaya serangan Israel ke Gaza dihentikan sebagai syarat buat kesepakatan pembebasan sandera.
Ini nggak pertama kalinya, loh! Sebelumnya, Hamas sama Israel udah pernah bikin kesepakatan buat lepasin sandera di keduanya pada November 2023. Waktu itu, Hamas udah lepasin 81 warga Israel dan 24 warga asing sebagai imbalan buat Israel lepasin 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.
Puluhan Ribu Korban Berjatuhan
Jadi, Israel udah sering banget ngelancarin serangan militer ke Jalur Gaza sejak serangan pertama Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut Tel Aviv, kurang dari 1.200 orang yang jadi korban.
Tapi, guys, sejak itu, banyak banget orang yang kehilangan nyawa, termasuk tentara dan warga sipil yang menurut Israel jadi korban dari pihak Perlawanan Palestina. Gak cuma itu aja, loh. Ada sekitar 30.035 warga Palestina yang meninggal dan 70.457 lainnya luka-luka karena serangan ini.
Akibat dari semua ini, Jalur Gaza juga dikunci sama Israel, jadi penduduknya, khususnya di Gaza utara, bener-bener di ambang kelaparan, guys. Banyak banget yang menderita, banyak yang jadi pengungsi, dan infrastrukturnya hancur lebur.
Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bilang, 60 persen infrastruktur di daerah situ udah rusak atau hancur total, guys. Ini bener-bener ngeri.
Tapi, gak cuma sampai situ aja, guys. Mahkamah Internasional juga udah ngeluarin keputusan sementara pada Januari 2024 yang minta Israel untuk berhentiin tindakan genosida ke Palestina. Mereka juga minta supaya bantuan kemanusiaan dikirim ke warga sipil di Gaza.