Mahfud: Penggunaan Gas Air Mata Jadi Perhatian Presiden
Jumat, 07 Oktober 2022 14:06
Reporter : Antara

(Foto: ant)
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menuturkan penggunaan gas air mata dalam penanganan tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu 01 Oktober 2022, menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
"Ketika presiden melihat lapangan, lalu melihat 'oh ini kuncinya, ini
(tangga) terlalu curam, pintunya dikunci' itu saja. Itu sebagai tambahan saja.
Tapi substansi pandangan presiden itu sudah dipidatokan hari Minggu dan Senin,
bahwa itu masalah gas air mata, masalah regulasi, kedisiplinan dan perintah
mengambil tindakan itu kan perhatian presiden," kata Mahfud di Kantor
Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat 07 Oktober 2022.
Menurut dia, Presiden Jokowi melihat tragedi Kanjuruhan itu secara
menyeluruh. "Presiden justru bicara yang lebih komprehensif," kata
Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) itu.
Permasalahan penggunaan gas air mata saat tragedi Kanjuruhan merupakan
salah satu faktor dibentuknya TGIPF.
"Sebelum melihat bangunan itu, beliau sudah membentuk tim dan sudah
bicara mengenai gas air mata, bicara tentang unprofessional polisi,
sudah bicara tentang regulasi, tentang kultur PSSI, maka dibentuk TGIPF,"
jelas Mahfud.
Menanggapi adanya media asing yang juga melakukan investigasi tragedi
Kanjuruhan, Mahfud pun menyambut baik.
"Ya biar saja, bagus. Kita tidak melarang. Kalau dulu kan
dilarang-larang. Sekarang semuanya lah. Nanti kita cocokkan mana yang paling
rasional, mana yang paling faktual," ujarnya.
Kericuhan suporter terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan
Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang,
Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Kekalahan itu membuat sejumlah suporter turun dan
masuk ke area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare dilemparkan
termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI
berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air
mata.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia
akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131
orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang menderita luka
berat. (ant)