Langkah Awal Pemulihan Trauma Penyintas Kajuruhan
Kamis, 06 Oktober 2022 07:06
Reporter : Antara

(Foto: ant)
Jakarta - Mendengarkan dan menemani adalah langkah awal untuk membantu pemulihan kondisi mental para penyintas tragedi Kanjuruhan, kata akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dicky Chresthover Pelupessy.
"Menemani dan menjadi pendengar, namun
tidak perlu memaksa orang untuk bercerita peristiwa yang dialami, kecuali jika
memang mau menceritakan sendiri tanpa diminta," kata Wakil Dekan Bidang
Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UI Dicky
Chresthover Pelupessy, S.Psi,.M.D.S., Ph.D., Kamis 6 Oktober 2022.
Dicky mengatakan seseorang juga bisa membantu
dengan memberikan perhatian untuk memastikan kebutuhan fisik dasar penyintas
terpenuhi, misalnya dengan membawakan makanan atau minuman favoritnya.
Perhatian-perhatian yang diberikan orang terdekat pada dasarnya bertujuan untuk
membuat penyintas tidak merasa sendirian.
Dicky menjelaskan pendampingan dari orang punya
keterampilan konseling juga bisa diberikan bagi penyintas yang perilakunya jadi
berubah setelah kejadian. Perubahan perilaku yang dimaksud contohnya adalah
lebih banyak diam, murung dan menarik diri setelah peristiwa.
Durasi pendampingan tergantung dari tingkat
perubahan perilaku yang terjadi, imbuh dia.
"Yang perlu diingat adalah pada hari-hari
ini, baru beberapa hari setelah peristiwa, reaksi-reaksi perilaku dan
psikologis yang tampil dinilai normal. Reaksi normal terhadap peristiwa yang
abnormal," katanya.
Bila penyintas tetap berperilaku seperti biasa
dan tidak ada perubahan, orang terdekat bisa membantu dengan siap menjadi teman
bicara saat diperlukan, ujar dia.
Dicky menjelaskan trauma psikologis penyintas
dapat hilang, sebab trauma pada dasarnya adalah luka yang dapat pulih. Namun,
ingatan terhadap luka bisa saja tidak hilang.
"Namun, mengingat atau kembali teringat
selama tidak menimbulkan reaksi berlebihan dan tidak mengganggu fungsi
keseharian adalah hal yang wajar," jelas dia.
Menurut dia, tidak perlu terlalu khawatir
apalagi terhadap mereka yang tidak atau tidak terlalu menunjukkan reaksi
psikologis dan perubahan perilaku signifikan.
"Saat ini, yang dibutuhkan adalah adanya
dukungan dari orang-orang dekat sebagai keluarga, sahabat, teman, tetangga, dan
sebagainya," katanya. (ant)