Kultur Bekerja Hingga Diet Salah Bisa Picu Penyakit Jantung
Kamis, 06 Oktober 2022 15:22
Reporter : Antara
(Foto: ant)
Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia (PERKI) dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) mengatakan terdapat berbagai faktor pemicu penyakit jantung bagi anak muda, beberapa di antaranya adalah kultur bekerja yang minim gerakan fisik hingga diet atau pola makan yang salah.
"Kita sekarang ini banyak bekerja dengan
duduk berjam-jam, semua pekerjaan kita ada di meja. Inactivity ini menjadi salah satu faktornya. Maka
dari itu, penting untuk kita melakukan aktivitas fisik," kata dr. Radityo
saat ditemui di Kantor Berita Jakarta, Kamis 6 Oktober 2022.
Lebih lanjut, ia mengatakan, tidak ada waktu
untuk berolahraga menjadi salah satu dalih yang paling sering diutarakan oleh para
pekerja ini. Menurut dr. Radityo, aktivitas fisik bisa diupayakan di
tengah-tengah kesibukan, sesederhana melakukan perenggangan, berjalan kaki dari
satu titik ke titik lain, dan sebagainya.
"'Tidak ada waktu' menjadi alasan yang
paling sering kita dengar. Maka dari itu, kita harus mau memulai (aktivitas
fisik) di tengah 'ketidakadaan waktu' itu," ujar dokter lulusan
Universitas Indonesia tersebut.
Faktor lainnya yang disebutkan oleh dr. Radityo
adalah pola makan (diet) yang tidak tepat atau seimbang. Tren sekaligus masalah
saat ini adalah masyarakat lebih memilih makanan dan minuman yang cepat saji
namun rasanya tetap nikmat.
"Sekarang, orang maunya makanan yang cepat
tapi rasanya nendang. Nah, rasa nendang ini isinya adalah komponen garam, lemak,
dan gula yang tinggi. Selain itu, karbohidrat sederhana, makanan olahan, dan
daging olahan juga menjadi tren dibandingkan dengan makanan sehat," jelas
dia.
Kombinasi jarang bergerak dan asupan makanan
yang tidak seimbang ini membuat kalori bertumpuk dan tidak terpakai (over calorie).
Dokter yang pernah mengikuti kursus di
Perhimpunan Angiografi dan Intervensi Kadiovaskular (SCAI) Las Vegas, Amerika
Serikat tersebut menambahkan, manajemen stres juga menjadi penting untuk
mencegah risiko penyakit jantung di usia muda. Selain itu, rokok juga menjadi
pemicu yang tak kalah berbahaya bagi penyakit ini.
"Rokok sangat jahat, bukan hanya untuk
orang yang menggunakan, namun juga untuk environment yang
menghirupnya. Tren saat ini, anak muda juga memakai rokok yang tidak dibakar
(elektrik). Tapi, actually, bahan yang ada di sana
masih sangat banyak bahan beracun di dalamnya," papar dia.
Maka dari itu, kesadaran untuk menjaga jantung
sejak dini menjadi penting, kata dr. Radityo. Ia mengatakan, pencegahan
merupakan langkah pertama dan paling utama dari masalah dan penyakit jantung.
"Prevention itu
datang dari diri sendiri. Semua risiko bisa di-prevent dengan
gaya hidup yang sehat," ujar dia menambahkan. (ant)