Kronologi Lengkap Trump Terbukti Bersalah Atas 34 Dakwaan, Kok Tetap Masih Bisa Nyapres?
Jumat, 31 Mei 2024 16:07
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Donald Trump ditetapkan bersalah atas 34 dakwaan/Digo.id
Jakarta, DigoID-Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru aja diputus bersalah atas 34 dakwaan di Pengadilan New York. Keputusan ini keluar Kamis sore waktu setempat. Meski dinyatakan bersalah, Trump masih bebas tanpa jaminan dan menghadapi hukuman maksimal empat tahun penjara untuk setiap dakwaan.
Putusan bersalah ini didapat setelah 12 juri berunding selama 9,5 jam. Ini jadi sejarah baru di AS karena untuk pertama kalinya mantan presiden terbukti bersalah di persidangan dan bakal dibui.
Pertama Kalinya Mantan Presiden AS Terbukti Bersalah
Kasus ini mulai jalan di pengadilan sejak Maret 2023, setelah Trump didakwa terkait skandal suap US$ 130.000 (sekitar Rp 2,1 miliar) yang melibatkan aktris film dewasa, Stormy Daniels. Pemberitaan soal ini pertama kali muncul di The New York Times pada 30 Maret 2024, yang mengutip empat sumber terpercaya.
Pengacara Trump juga mengkonfirmasi hal ini, dan Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan udah ngasih tahu pengacara Trump tentang dakwaan tersebut. Dalam sistem hukum AS, juri yang menentukan bersalah atau enggaknya seseorang, kemudian hakim yang menentukan hukuman sesuai dengan undang-undang.
Ini bikin Trump jadi mantan presiden pertama AS yang didakwa melakukan kejahatan. Dakwaan ini muncul saat Trump lagi persiapan buat nyalon lagi jadi presiden dari Partai Republik untuk tahun 2024. Dengan putusan ini, Trump diwajibkan datang ke Manhattan untuk pengambilan sidik jari, dan proses lainnya bakal menyusul.
Awal Mula Kenapa Trump Mendapat 34 Dakwaan
Kasus ini sebenarnya berawal pas Trump, yang saat itu 76 tahun, lagi maju di Pemilu Presiden AS 2016. Dia ngasih uang tutup mulut ke Daniels karena pernah berhubungan seks dengannya pada tahun 2006. Padahal saat itu Trump udah menikah dengan Melania, yang baru aja melahirkan putra mereka, Barron.
Daniels dalam kesaksiannya ke The Guardian mengaku pernah lihat Trump telanjang. Menurut AFP, Trump pertama kali ketemu Daniels di sebuah turnamen golf di Danau Tahoe, Nevada. Ada foto mereka berdua berpose bareng, Trump pakai topi merah dan Daniels pakai atasan hitam.
"Bodyguard Trump ngundang saya untuk makan malam di penthouse-nya," tulis Daniels dalam bukunya, Full Disclosure, yang terbit tahun 2018. Setelah itu, mereka berhubungan seksual, dan Daniels bilang kalau Trump duluan yang merayunya. Daniels juga ngaku mereka tetap berhubungan setelah pertemuan itu.
Secara terang-terangan, dalam program '60 Minutes' di TV AS CBS, Daniels bilang kalau dia bukan korban karena hubungan mereka didasari suka sama suka. Dia juga cerita soal janji-janji Trump yang katanya mau ngasih peran di acara reality show hits, 'The Apprentice', meski hal itu gak pernah kejadian.
"Tentu saja. Maksudku, aku nggak buta. Tapi pada saat yang sama, mungkin itu akan berhasil," ujar Daniels dikutip digo.id Jumat, 31 Mei 2024. "Itu adalah pengalaman paling menakutkan dalam hidup saya... karena saya telah melihat Trump telanjang," tambahnya.
Daniels Sempat Dibungkam?
Sementara itu, mantan pengacara Trump, Michael Cohen, adalah orang yang membayar Daniels supaya diam. Pembayaran ini dilakukan melalui perusahaan cangkang. "Organisasi Trump dalam catatan bisnis menggambarkan penggantian kepada Cohen sebagai biaya hukum," tulis CNBC International yang dikutip Jumat, 31 Mei 2024.
"Memalsukan catatan bisnis biasanya merupakan pelanggaran ringan menurut undang-undang New York, tetapi bisa jadi tindak pidana kalau dilakukan untuk menutupi kejahatan lain," tambah CNBC International.
Trump Emosi: Ini Memalukan!
Trump sendiri dilaporkan duduk di ruang sidang dengan tangan disilangkan dan ekspresi pasrah di wajahnya, beberapa menit setelah pengumuman putusan oleh Pengadilan New York. Putranya, Eric Trump, tampak marah setelah ketua juri berkali-kali bilang kalau Trump "bersalah" atas setiap dakwaan.
"Ini memalukan... Ini adalah persidangan yang dicurangi oleh hakim yang berkonflik dan korup," kata Trump setelah putusan tersebut. "Putusan sebenarnya akan diambil pada tanggal 5 November oleh masyarakat dan mereka tahu apa yang terjadi di sini dan semua orang tahu apa yang terjadi di sini," katanya lagi, menyinggung Pilpres AS.
"Saya orang yang sangat lugu," klaim Trump. Mengutip CNN International, Jumat, 31 Mei 2024, Trump akan mengajukan banding terhadap putusan tersebut. Banding bisa dilakukan selama 30 hari.
Trump Masih Bisa Nyalon Presiden, Kok Bisa?
Para ahli yakin dia mungkin bisa lolos dari hukuman bui dengan hukuman lain, seperti denda, masa percobaan, kurungan rumah, atau pelayanan masyarakat. Mengutip AFP, vonis atas 34 dakwaan terhadap Trump mendorong AS ke dalam wilayah politik yang belum terpetakan. Tapi ini belum menghalangi Trump buat nyalon lagi jadi Presiden AS, bahkan kalau Hakim Juan Merchant menjatuhkan hukuman penjara kepadanya.
Trump masih bisa mencalonkan diri jadi presiden meskipun udah diputus bersalah karena sistem hukum dan konstitusi Amerika Serikat gak melarang seorang terdakwa atau bahkan terpidana buat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Ada beberapa alasan mengapa hal ini memungkinkan:
-
Tidak Ada Pembatasan Konstitusional
Konstitusi AS hanya menetapkan beberapa syarat untuk menjadi presiden, yaitu calon harus:
-
Berusia minimal 35 tahun.
-
Warga negara AS sejak lahir.
-
Tinggal di AS selama minimal 14 tahun
-
Proses Banding dan Hukum yang Panjang
Setelah putusan bersalah, Trump memiliki hak untuk mengajukan banding. Proses banding di pengadilan bisa memakan waktu yang lama, sering kali bertahun-tahun. Selama proses ini berlangsung, hukuman belum dijalankan secara penuh dan status Trump masih belum final sebagai terpidana. -
Preseden Hukum dan Sejarah
Ada beberapa contoh dimana politisi yang terlibat dalam kasus hukum tetap bisa mencalonkan diri atau bahkan memegang jabatan publik. Misalnya, Eugene V. Debs, yang mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1920 dari penjara setelah dihukum berdasarkan Undang-Undang Spionase. -
Hak Politik yang Tetap Berlaku
Di beberapa negara bagian, terpidana atau terdakwa masih memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses politik, termasuk mencalonkan diri untuk jabatan publik. Hak-hak ini hanya bisa dicabut melalui proses hukum yang sangat spesifik, dan biasanya tidak berlaku secara otomatis hanya karena seseorang didakwa atau dihukum atas kejahatan. -
Dukungan Partai dan Basis Pemilih
Trump masih memiliki dukungan kuat dari basis pemilih dan Partai Republik. Partai bisa memilih untuk tetap mendukung Trump sebagai kandidat mereka meskipun ada dakwaan atau putusan bersalah, terutama jika mereka percaya bahwa Trump masih bisa memenangkan pemilu. -
Proses Impeachment Berbeda
Untuk seorang presiden yang sedang menjabat, ada proses impeachment yang bisa mengeluarkannya dari kantor jika terbukti melakukan pelanggaran berat. Namun, ini berbeda dengan proses pidana di pengadilan, dan proses impeachment ini tidak berlaku untuk calon presiden.
Putusan sidang ini diambil beberapa pekan sebelum Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee. Di acara itu, Trump akan menerima nominasi resmi dari partai tersebut untuk hadapi Presiden Partai Demokrat, Joe Biden, pada tanggal 5 November 2024.
Sebenarnya, selain masalah dengan Pengadilan New York, Trump juga masih harus menghadapi tuduhan federal dan negara bagian karena berkonspirasi untuk membatalkan hasil pemilu tahun 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden. Ini juga termasuk tuduhan menimbun dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih.