KM Hosanna Diduga Hilang Kontak di Perairan Indramayu
Sabtu, 07 Januari 2023 00:50
Reporter : Fitri Sekar Putri
Ilustrasi kapal.
BANDUNG -- Kapal Motor Hosanna yang mengangkut 10 anak buah kapal (ABK), diketahui hilang kontak selama 14 hari.
Kantor SAR Bandung memberikan informasi terbaru mengenai hilangnya kapal tersebut. Diketahui bahwa kapal ini terakhir kali berada di perairan Indramayu pada 24 Desember 2022 lalu.
“Perlu diketahui bahwa posisi tersebut (Indramayu) adalah lokasi terakhir kapal berkomunikasi dengan owner pada tanggal 24 Desember lalu. Belum tentu tenggelam disitu dikarenakan alat komunikasinya yang sangat minim,” tutur Kepala Kantor SAR Bandung, Jumaril pada Jumat, 6 Desember 2023.
Lebih lanjut Jumaril menyampaikan jika rentang waktu laporan adanya kapal hilang terhitung lama, yaitu pada tanggal 1 Januari 2023.
“Mereka tidak memiliki EPIRB. Radio komunikasi juga belum kita ketahui, begitu juga HP satelit. Alat komunikasi hanya mengandalkan HP. Rentang waktu mereka melapor ke Basarnas juga sangat lama karena baru dilaporkan tanggal 1 Januari,” jelas Jumaril.
Hingga saat ini, Kantor SAR Bandung telah berkordinasi dengan SAR Semarang, mengingat ditemukannya pula empat orang jenazah di Jepara. Di mana salah satu dari jenazah tersebut sudah dipastikan bagian dari ABK KM Hosanna yang hilang.
“Saat ini operasi SAR ditangani oleh Semarang dikarenakan empat jenazah ditemukan di Jepara dan salah satunya sudah dipastikan merupakan ABK kapal tersebut,” tutur Jumaril.
Lebih lanjut, Jumaril mengatakan jika berdasarkan informasi dari kantor SAR Semarang pada tanggal 27 dan 28 Desember lalu, ketinggian gelombang di perairan Semarang mencapai tiga hingga lima meter.
“Perlu diketahui juga berdasarkan informasi dari kantor SAR Semarang bahwa di perairan Semarang terjadi gelombang tinggi pada tanggal 27 dan 28 Desember lalu, di mana gelombang mencapai tiga hingga lima meter,” ujar Jumaril.
Untuk mempercepat upaya penemuan kapal yang hilang ini, Jumaril dan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan beberapa instansi terkait untuk turut melakukan pengamatan di sekitar perairan hilangnya kapal tersebut.
“Jadi kita hanya bekerjasama dengan HNSI, VTS, KSOP, UPP serta instansi terkait lainnya di Indramayu, Subang, hingga Cirebon untuk memberikan pengumuman kepada kapal-kapal nelayan maupun kapal-kapal besar yang melintas di perairan tersebut agar membantu memberikan pengamatan,” tutur Jumaril.
“Jika menemukan adanya tanda-tanda keberadaan kapal atau ABK-nya agar menyampaikan ke kita untuk kita tindaklanjuti,” tutup Jumaril.