Keputihan Berlebih Pada Wanita: Penyebab dan Implikasinya Terhadap Kesehatan
Minggu, 22 Oktober 2023 07:00
Reporter : Tim Digo.id
Foto Ilustrasi Keputihan
Jakarta, DIGO.id -- Keputihan
pada wanita adalah fenomena umum, terutama beberapa hari setelah menstruasi.
Ini adalah tanda biasa dari masa subur. Namun, apa yang terjadi jika keputihan
menjadi sangat berlebihan? Sebagian wanita mengalami keputihan yang berlebihan,
bahkan harus sering mengganti panty liner atau celana dalam mereka. Beberapa
bahkan mengalami gatal dan bau yang tidak sedap, yang tentu saja membuat diri
mereka dan orang-orang di sekitar merasa tidak nyaman.
Mengapa
ini terjadi? Apakah ini berhubungan dengan kesehatan tubuh Anda? Berikut adalah
lima penyebab keputihan berlebihan :
1.
Alergi
Seperti
halnya dengan bagian tubuh lainnya, reaksi alergi dapat terjadi di dalam atau
di sekitar vagina. Alergi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk
penggunaan pembersih, douche, mainan seks, pakaian, atau bahkan tisu toilet.
Gejala yang muncul jika keputihan disebabkan oleh alergi termasuk gatal di area
vagina, kemerahan, rasa sakit saat buang air kecil, dan ketidaknyamanan saat
berhubungan seksual.
2.
Infeksi Jamur
Keputihan
berlebihan bisa menjadi tanda infeksi jamur. Ini adalah masalah yang
memengaruhi hingga 75 persen wanita pada satu titik atau lainnya. Infeksi jamur
dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang berlebihan, sistem kekebalan
tubuh yang lemah, kadar gula darah tinggi, atau bahkan pemakaian pakaian yang
terlalu ketat dan tidak elastis.
3.
Hormon Tidak Seimbang atau Stres
Ketidakseimbangan
hormon akibat stres atau kondisi kesehatan lainnya juga dapat menjadi penyebab
keputihan berlebihan. Ini termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang
mempengaruhi sekitar 10 persen wanita usia reproduksi. PCOS dapat menyebabkan
peningkatan keputihan, meskipun gejalanya bisa bervariasi dari satu wanita ke
wanita lainnya.
4.
Ovulasi
Keputihan
biasanya meningkat pada tengah siklus menstruasi, khususnya sekitar hari ke-14
ketika tubuh bersiap untuk melepaskan sel telur dari ovarium. Saat mendekati
ovulasi, cairan yang keluar dari vagina dapat menjadi lebih basah, jernih, dan
elastis. Setelah ovulasi, cairan ini dapat berkurang dan menjadi lebih keruh
atau kental. Ovulasi juga bisa disertai dengan peningkatan suhu tubuh basal,
nyeri perut satu sisi (mittelschmerz), dan bercak.
5.
Terangsang
Ketika
seorang wanita merasa terangsang, pembuluh darah di alat kelamin melebar, dan
sebagai hasilnya, vagina mengeluarkan cairan sebagai pelumas. Hal ini membuat
dinding vagina menjadi basah dan meningkatkan produksi cairan dari vagina.
Gejala gairah lainnya termasuk pembengkakan vulva, pernapasan dan denyut nadi
yang cepat, serta kemerahan di dada dan leher. uc/khn