Kepadatan Kendaraan Jadi Salah Satu Penyebab Laka Lantas
Selasa, 13 Desember 2022 15:18
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna. Dok Siti Ninu.
BANDUNG -- Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, dalam kegiatan Hari Peringatan Sedunia untuk Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Senin, 12 Desember 2022 mengatakan, Bandung memiliki kompleksitas sistem transportasi khas metropolitan. Lebih lanjut, dengan rincian panjang jalan sekitar 1129 km.
“Jumlah kendaraan sekitar 1,5 juta unit. Informasi yang saya terima roda empat saja di Bandung ada 500 ribu, kemudian roda dua ada 1,7 juta sangat luar biasa kepadatan lalu lintas di Kota Bandung. Belum ditambah kendaraan wisatawan,” ujar Ema saat mewakili Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, dalam acara tersebut.
Ema mengatakan kepadatan tersebut menjadikan risiko kecelakaan lalu lintas di Kota Bandung cenderung tinggi. Baik kecelakaan kecil hingga kecelakaan besar yang menimbulkan korban luka dan korban jiwa.
“Data WHO menyebutkan bahwa setiap 24 detik satu orang meninggal di seluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas,” ujar Ema.
Ia melanjutkan, kecelakaan lalu lintas sebanyak 61 persen disebabkan oleh faktor manusia. Seperti keteledoran, kelalaian, pelanggaran, serta faktor lain yang merujuk kepada karakteristik pengemudi.
“Kemudian sembilan persen disebabkan faktor teknis kendaraan yang tidak layak jalan, dan 30 persen disebabkan faktor prasarana dan lingkungan,” lanjutnya.
Ema mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran masyarakat agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas. Serta meningkatkan kehati-hatian dalam berlalu lintas.
“Ini berlaku untuk semua, baik itu pengendara, pejalan kaki, pengguna jalan yang lain, dan para pengatur lalu lintas. Kita juga memperingati kegiatan ini untuk mengenang para korban kecelakaan yang meninggal dunia atau para penyintas tapi mengalami luka permanen,” lanjut Ema.
Untuk meminimalkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas, Pemkot Bandung terus menambah kuantitas dan kualitas fasilitas lalu lintas. Seperti penerangan jalan umum, lampu lalu lintas, trek sepeda, alat pengawasan jalan, alat pengendali pejalan kaki, rambu-rambu, dan marka.
“Kota Bandung ini punya mimpi besar, apalagi dalam waktu dekat kita harus menyusun rencana pembangunan daerah. Mudah-mudahan ini nanti menjadi sebuah kesepakatan disaat kita ingin memperbaiki segala aspek termasuk juga di dalam ketertiban kita untuk berlalu lintas,” ujar Ema.
Pemkot Bandung ingin mencari kesepakatan dengan masyarakat termasuk komunitas tentang perbaikan salah satunya transportasi publik. Saat ini Kota Bandung menghadapi persoalan di dalam transportasi, sehingga kepadatan dan kemacetan dirasakan dalam keseharian.
“Saya pernah mendapatkan data kenaikan jumlah kendaraan itu di atas sepuluh persen, pernah ada di angka 13 persen per tahun, tapi kalau jalan di Kota Bandung pertumbuhannya sangat kecil mungkin tidak sampai satu persen. Nah ini kan jadi masalah,” lanjutnya.
Menurut Ema, jalan keluar yang terbaik menurut para ahli adalah memperbaiki transportasi publik. Ia mengatakan akan berbicara dengan para stakeholder bagaimana memperbaiki situasi dan kondisi transportasi di Kota Bandung.