Jakarta, DIGO.ID – AI atau kecerdasan buatan telah mengambil peran dominan dalam kehidupan sehari-hari kita. Seperti alat tajam, penggunaan AI memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat yang signifikan atau dapat digunakan secara tidak bertanggung jawab, dengan potensi dampak negatif yang serius.

Waryono Achmad Maulana SH, seorang advokat, memberikan pandangan tentang dampak AI dalam kehidupan kita. Sebagai seorang profesional hukum, ia menyadari bahwa AI dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang bermanfaat, seperti pemrosesan data, analisis risiko, pencarian informasi, pengambilan keputusan, dan manajemen tugas, yang semuanya dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pekerjaan.

Namun, seperti pisau yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, AI juga memiliki potensi untuk disalahgunakan. Salah satu contoh nyata adalah manipulasi gambar atau video menggunakan AI, seperti dalam kasus Selebgram Berliana Lovell. Dalam kasus tersebut, gambar yang dimanipulasi menciptakan citra palsu tentang seseorang, yang dapat merusak reputasi dan bahkan berpotensi melibatkan masalah hukum, terutama yang berkaitan dengan Undang-Undang ITE.

Dengan semakin banyaknya kasus penyalahgunaan AI, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan pemahaman dan penyuluhan yang lebih luas kepada masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat menggunakan teknologi AI secara bijak dan menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.

Tidak main-main Pelaku yang dijerat dengan pasal ini bakal dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). 

Penggunaan AI yang bijak dan bertanggung jawab adalah kunci untuk menghindari potensi masalah hukum dan dampak negatif lainnya. Undang-Undang ITE telah memberikan kerangka hukum yang relevan, tetapi kesadaran dan edukasi masyarakat juga sangat penting dalam memastikan penggunaan AI yang etis dan positif. (uc/khn).