Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak, Apakah Tertular Singapura?
Selasa, 28 Mei 2024 19:00
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Terjadi Lagi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia/Digo.id
Jakarta, DigoID-Kabar terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) yang melaporkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia lagi-lagi naik hingga hampir 12 persen! Kenaikan ini didominasi oleh varian baru, yaitu JN.1.
Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, bilang kalau hingga Mei 2024, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia pada minggu ke-18 tahun ini meningkat sebesar 11,76 persen dibanding minggu sebelumnya.
"Merujuk data GISAID Indonesia 2024, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1. Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19, hal ini tidak diikuti dengan angka rawat inap dan kematian," kata dr. Syahril dalam keterangan tertulis, dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa, 28 Mei 2024.
Menurut Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024, ada 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Tren positivity rate mingguan juga ada di angka 0,65 persen dengan nol kematian. Jumlah orang yang dites per minggu mencapai 24.774 orang.
"Ini terus kami pantau melalui laporan Bed Occupation Rate (BOR) ruang isolasi dan/atau ICU, baik itu secara harian atau mingguan," ujar dr. Syahril.
Apakah RI Tertular Singapura?
Bersamaan dengan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, kasus terkonfirmasi di Singapura juga melonjak akibat varian KP.1 dan KP.2. Namun, dr. Syahril menegaskan kalau sampai saat ini belum ada urgensi untuk membatasi perjalanan.
"Menurut informasi yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura, berdasarkan penilaian risiko yang ada, saat ini belum ada urgensi untuk melakukan pembatasan perjalanan dari atau ke Singapura," tegas dr. Syahril.
"Situasi transmisi COVID-19 masih terkendali. Jadi, sekarang ini belum memerlukan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat meskipun ada lonjakan kasus," lanjutnya.
Selaras dengan pernyataan dr. Syahril, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno, juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menutup pintu masuk bagi wisatawan asal Singapura meskipun terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian KP.1 dan KP.2.
"Tidak ada larangan," tegas Sandi dalam temu media daring Weekly Brief with Sandi Uno, dikutip Selasa, 28 Mei 2024.
Walaupun nggak ada pembatasan perjalanan, Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan yang berlaku dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan kalau menemukan gejala terkait Covid-19.
Gejala Covid-19 Varian JN.1
Nah, gejala varian JN.1 ini mirip Omicron, tapi ada beberapa gejala nggak biasa yang bisa muncul. Menurut Indian SARS-CoV-2 Genomics Consortium (INSACOG) yang dikutip dari Times Now News, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
-
Kecemasan dan stres: COVID-19 sering dikaitkan dengan peningkatan tingkat stres dan kecemasan, bikin kita susah konsentrasi, gampang lupa, perubahan suasana hati, dan sesak napas.
-
Insomnia atau sulit tidur: Stres dan kecemasan bisa bikin insomnia, susah tidur, atau susah tetap tertidur. Virus ini juga bisa menyebabkan masalah pernapasan, ketidaknyamanan, atau demam yang berdampak pada kualitas tidur.
-
Sakit kepala parah: Sakit kepala tumpul atau berdenyut bisa muncul di tahap awal infeksi.
-
Kelelahan terus-menerus: Merasa lelah dan kekurangan energi tanpa aktivitas fisik bisa bertahan hingga satu bulan meskipun sudah pulih dari COVID-19.
-
Nyeri otot: Nyeri otot umum atau nyeri di area tertentu seperti punggung atau kaki bisa terjadi.
Stay safe, guys! Jangan lupa pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak biar kita bisa lawan virus ini bareng-bareng. Tetap semangat dan sehat selalu.