Kabupaten Bandung Konsisten Ekspor Kopi ke Eropa
Kamis, 17 November 2022 19:49
Reporter : Dery Fitriadi Ginanjar
Bupati Bandung Dadang Supriatna melepas ekspor 19,5 ton kopi dari Koperasi Klasik Bean di Lapangan Upakarti Pemkab Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis 17 November 2022. (foto: Derry Fitradi Ginanjar)
SOREANG - Kabupaten Bandung tetap konsisten mengekspor kopi ke pasar Eropa. Untuk memaksimalkan potensi kopi tersebut di negara lainnya, dalam waktu dekat Bupati Bandung Dadang Supriatna akan melakukan penjajakan kerja sama dengan pemerintah Perancis.
Bukti konsistensi ekspor kopi terjadi pada Kamis 17 November 2022 di Lapangan Upakarti, Pemkab Bandung, Soreang. Dadang Supriatna didampingi Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Disindag) Kabupaten Bandung Diki Anugrah melepas ekspor 19,5 ton kopi ke Perancis.
Ekspor kopi senilai Rp2 miliar tersebut berasal dari dari Koperasi Klasik Beans. Kegiatan kali ini merupakan rutinitas yang dilakukan koperasi dari Sunda Hejo.
Menurut Dadang, ekspor kopi dari Koperasi Klasik Beans ini dilakukan setiap bulan. Dalam waktu dekat, dirinya menerima undangan dari Perancis untuk membuat kontrak kerja sama. Sehingga nantinya permintaan kopi dari negara-negara Eropa bisa terpenuhi secara rutin oleh petani kopi Kabupaten Bandung dengan kualitas yang tidak perlu diragukan.
"Potensi Kabupaten Bandung itu banyak. Makanya kita matangkan kerja sama ini di Perancis. Bulan depan saya ke sana," ujarnya.
Dadang mengatakan, Kabupaten Bandung memiliki tempat korporasi kopi seluas 11 hektare di Solokan Jeruk. Korporasi kopi tersebut sedang dalam proses pembangunan. Jika sudah terbangun, transaksi kopi tidak perlu datang ke satu lokasi, karena bisa dilakukan melalui transaksi digital.
"Kita di sini tinggal pengiriman. Pengusaha kopi pun tidak perlu berpikir lagi setelah panen atau ketakutan gagal panen. Kita kolaborasikan di korporasi kopi itu," jelasnya.
Di korporasi kopi itu, lanjut Dadang, sifatnya transaksi, marketing, dan barangnya bisa biji kopi atau yang sudah roasting, tergantung permintaan konsumen. Dia optimistis karena kopi Indonesia itu hanya ada di empat titik, di antaranya Kabupaten Bandung.
Uden Banu dari Koperasi Klasik Beans mengatakan, ekspor kali ini merupakan kegiatan rutin ke Perancis. Kopi yang dikirim ke Perancis itu 75 persen berasal dari Kabupaten Bandung dan sisanya dari Kabupaten Garut dengan jenis Arabica dalam bentuk green bean.
"Tiap tahun kita ekspor sekitar 1 kontainer terus. Memang tahun kemarin sempat mencapai 39 ton, sekaligus menjadi restasi paling besar kita. Menurun bukan berarti ada inkonsistensi, tetapi faktor alam juga berpengaruh. Tahun ini terlalu banyak hujan di Jabar yang imbas ke kopinya jadi kurang bagus. Akhirnya produksi menurun sekitar 30-40 persen," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Indonesia Provinsi Jabar, Indriani Lie mengatakan, penurunan angka ekspor terjadi karena kondisi dunia sekarang yang menuju resesi, khususnya energi dan pangan. Ditambah juga kopi merupakan minuman tambahan.
"Produksi kopi di dunia turun. Kayak Brasil sudah parah banget. Tetapi masih ada harapan. Kalau kita lihat G20, memang dari beberapa kepala negara telah ada pembicaraan soal pangan ini. Kita harap ke depan ada perbaikan. Ini karena oerang dan inflasi yang luar biasa," ujarnya.