Jakarta Semakin Ekstrem! Suhu Meningkat Tajam dan Berbagai Bencana Mengintai
Minggu, 09 Juni 2024 12:00
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Jakarta semakin panas, bencana mengintai/Digo.id
Jakarta, DigoID-Menurut pakar BMKG Siswanto, suhu permukaan Jakarta meningkat tajam 1,6 derajat Celsius dalam 130 tahun terakhir. Kenaikan suhu ini bahkan lebih parah dibanding laju kenaikan suhu global dan regional. Jadi, gak heran kalau Jakarta sekarang serasa oven.
Siswanto jelasin kalau iklim Jakarta udah berubah signifikan seiring dengan pertumbuhan kota. Iklim urban beda banget sama iklim di wilayah rural sekitar, semua gara-gara urbanisasi, perubahan lanskap, dan pemanfaatan properti kota kayak energi, air, dan lahan.
Dari Masa ke Masa, Kondisi Jakarta Seperti Apa?
Dari hasil pencitraan satelit Landsat tahun 1972, Jakarta masih banyak vegetasi hijau. Tapi, pada 1982, meski suhu belum banyak berubah, area hijau mulai berkurang. Rata-rata suhu waktu itu sekitar 28 derajat Celsius, dengan suhu maksimum naik dari 31,7 derajat Celsius ke 32,2 derajat Celsius.
Loncat ke tahun 1997, pembangunan perumahan meledak dan suhu rata-rata naik jadi 28,4 derajat Celsius. Suhu minimum malam juga naik jadi 25 derajat Celsius. Dan di 2005 hingga 2014, kawasan hunian Jakarta makin padat, bahkan sampai keluar batas kota.
Menurut Siswanto, perubahan lingkungan ini beneran bikin perubahan iklim atau suhu di Jakarta. Misalnya, di era 1675-1752, Jakarta masih sepi dan gunung-gunung masih kelihatan. Tapi, setelah VOC masuk tahun 1755-1785, Jakarta mulai berkembang dan gunung-gunung itu mulai gak kelihatan lagi. Di tahun 2018, gunung-gunung itu udah hilang semua.
"Kita bakal terus ngalamin perubahan itu, tapi yang pasti perubahan lanskap dan lingkungan akan menghasilkan konsekuensi, salah satunya terhadap iklim," jelas Siswanto dikutip dari CNN Indonesia, Kamis, 6 Juni 2024.
Aktivitas Manusia Jadi Penyebab Utama, Siap-siap Bencana!
Menurut laporan IPCC 2013 (AR5), aktivitas manusia sangat mungkin jadi penyebab utama meningkatnya suhu permukaan global dari 1951 hingga 2010. Dan kenaikan suhu 1,6 derajat Celsius ini bikin hujan ekstrem di Jakarta naik 14 persen. Curah hujan di Jakarta makin deras, durasinya lebih pendek, hujan pagi makin sering, dan hujan siang ke malam makin intens.
Peningkatan ini juga berpengaruh langsung ke pemanasan global. Atmosfer bisa nahan air lebih banyak, sekitar tujuh persen per 1 derajat Celsius kenaikan suhu, yang bikin kandungan uap air di atmosfer meningkat. Ini mempengaruhi siklus hidrologi, mulai dari jumlah, frekuensi, intensitas, durasi, jenis, sampai kejadian ekstrem curah hujan. So, siap-siap aja Jakarta bakal makin sering hujan deras yang bikin banjir.