Indonesia Harapkan Anwar Ibrahim Segera Selesaikan Isu PMI
Minggu, 15 Januari 2023 10:00
Reporter : Dery Fitriadi Ginanjar
Foto: Ist
KUALA LUMPUR - Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono berharap penyelesaian secara cepat persoalan pekerja migran Indonesia (PMI) dapat terlaksana guna menghindari defisit kepercayaan publik Indonesia terhadap janji yang telah disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
“Sekarang ada perubahan politik di Malaysia. Pak Anwar Ibrahim sudah menjadi Perdana Menteri Malaysia dan disambut dengan euforia di Indonesia. Ada satu optimisme bahwa (kondisi) akan lebih baik di bawah kepemimpinannya,” kata Hermono, Jumat (13/1) malam.
Dubes RI menyampaikan pernyataan itu saat berkumpul bersama sejumlah tokoh dan praktisi pers dari berbagai media massa Malaysia di Wisma Duta, Kuala Lumpur.
Menurut Hermono, ada harapan sangat tinggi masyarakat Indonesia terhadap Malaysia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim. Alasannya sangat sederhana, karena masyarakat menganggap sosok Anwar Ibrahim dekat dan memahami Indonesia.
Kedekatan itu juga PM Anwar Ibrahim sampaikan berulang kali ketika melaksanakan kunjungan resmi pada 8-9 Januari lalu, katanya.
“Bahkan kalau kita lihat pidatonya di Jakarta kemarin, berulang kali Datuk Seri Anwar Ibrahim sampaikan ini kunjungan sentimentil. Ada (juga) dia katakan berutang budi dengan teman-temannya di Indonesia," ujar Hermono.
"Semasa dia disingkirkan dia banyak dibantu dengan teman-temannya di Indonesia,” katanya, menambahkan.
Hermono mengaku kaget saat PM Anwar Ibrahim mengatakan akan menyelesaikan masalah PMI sebelum Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan resmi ke Malaysia pertengahan tahun ini.
“Saya kaget juga itu, di satu sisi ada janji Perdana Menteri bahwa beliau berkomitmen selesaikan masalah itu. Dia sampaikan sendiri. Dia sampaikan ke Presiden (Joko Widodo),” ujar Hermono.
Menurut dia, akan menjadi persoalan kalau janji tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik.
“Ini yang saya terus terang khawatir kalau janji ini tidak terpenuhi akan terjadi defisit kepercayaan luar biasa," katanya.
Karena itu, menurut dia, akan sulit membangun kepercayaan publik Indonesia kalau tidak ada hasil yang cepat akan sulit, mengingat di masa lalu ada persoalan.
Hermono juga mengingatkan bahwa peran media massa penting dalam konteks membangun kesadaran publik untuk tidak lagi memperlakukan orang-orang yang mereka pekerjakan dengan kejam.
“Ya ‘public awareness campaign’ lah ya ke masyarakat. Sehingga tidak ada lagi kasus-kasus yang bisa mengganggu hubungan dua negara”. (ant)