BANDUNG — Pemerintah terus mendorong industri otomotif untuk mengembangkan elektrifikasi kendaraan sebagai alat transportasi alternatif yang ramah lingkungan.

Hal itu yang mendorong siswa SMKN 8 Bandung untuk mengkonversi kendaraan bermotor jenis BBM menjadi sepeda motor listrik yang diberi nama dengan Matric 8.

Para siswa tersebut berhasil mengubah sepeda motor merek Honda Beat dengan memodifikasi bagian mesin menjadi tenaga listrik.

Kepala Kompetensi Keahlian Teknik dan Bisnis SMKN 8 Bandung, Deden Bakti mengungkapkan, gagasan tersebut berawal dari sisa bodi sepeda motor yang tak terpakai. 

Akhirnya ia bersama keenam siswanya mencoba untuk memanfaatkan rangka bodi tersebut dengan mengkoversi mesin menjadi kendaaran listrik.

“Kebetulan ada unit sepeda motor Honda Beat ini memang mesinnya kita turunkan, sehingga tersisa hanya frame dengan bodi. Daripada tidak dimanfaatkan terpikirlah untuk kita konversi,” ujar Deden saat ditemui di SMKN 8, Bandung, Jumat, 10 Februari 2023

Deden menyebut, para siswa nya berhasil mengubah sepeda motor tersebut menjadi kendaraan berbasis listrik dalam kurun waktu dua minggu.

“Akhirnya dalam waktu dua minggu itu sudah bisa kita rakit sudah bisa kita bisa gunakan,” ujarnya

Untuk pengembangan kedepan, Deden mengatakan akan menambahkan fitur di motor tersebut dengan berbasis teknologi informasi canggih berupa navigasi maupun sistem kontrol dari ponsel.

“Rencananya kita akan terapkan fitur GPS kemudian kita akan terapkan juga sistem pengamanan berupa sidik jari atau kontrol dari ponsel berbasis Android, itu kita akan terapkan,” katanya.

Dikesempatan yang sama, Arya Bayu Lesmana, siswa yang menjadi bagian dari proyek tersebut mengungkapkan, untuk mengkonversi menjadi kendaraan listrik merupakan tantangan tersendiri baginya. 

Sebab, ini menjadi kali pertamanya untuk mampu mengubah kendaraan berbasis BBM menjadi motor listrik yang ramah lingkungan. 

Dengan disuport oleh para guru, akhirnya kendaraan yang diberi nama Matric 8 itu bisa mengaspal dengan mulus.

“Kalau untuk merakitnya pertama itu sulit, karena kita baru pertama kali mengkonversi. Tapi setelah ke sini-sini kita belajar dari guru dan alhamdulillah mulai mengerti,” kata Arya.