Fenomena Migrasi Burung Siberia ke Karawang Jawa Barat
Selasa, 07 November 2023 18:16
Reporter : Tim Digo.id
Indonesia Merupakan Jalur Penting Migrasi Burung Dari Seluruh Penjuru Dunia/Ilustrasi TimDigo.id
Karawang, DigoID– Belahan Bumi utara mulai memasuki musim dingin, sumber makanan terus berkurang. Saat itu jutaan burung melakukan tradisi tahunannya, terbang ke belahan Bumi selatan.
Pengembaraan ini yang kita kenal dengan sebutan migrasi burung atau migratory bird. Alasan kuat kenapa burung-burung bermigrasi adalah bukan menghindari suhu dingin semata, tetapi juga mencari makan untuk melangsungkan hidupnya. Suhu dingin mengakibatkan cadangan makanan mereka berkurang.
Setiap tahun, ribuan burung raptor bermigrasi ke Bumi bagian selatan melalui dua jalur. Pertama, koridor daratan sebelah timur (Eastern inland corridor) yaitu jalur yang dilalui para raptor dari tenggara Siberia melalui timur Tiongkok menuju semenanjung Malaysia, lalu mendarat di Indonesia yakni Jawa, Bali, dan Lombok.
Seperti fenomena yang terjadi saat ini di Pegunungan Sangga Buana Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, pegunungan itu menjadi saksi dari fenomena alam yang luar biasa. Ribuan burung raptor asal Siberia memilih berhenti sejenak di kawasan ini selama musim migrasi mereka.dilansir media jabartrust.com
Kehadiran ribuan burung pemangsa ini terjadi pada akhir Oktober 2023. Migrasi burung ini merupakan upaya spesies burung raptor untuk menghindari musim dingin di wilayah Siberia yang dapat minus 50 derajat celcius, untuk bertahan hidup para burung ini mencari tempat yang lebih hangat, di wilayah indonesia terlebih pada kawasan pegunungan di Karawang.
Communication Partnership Adviser dari Burung Indonesia, Ria Saryanth, menuturkan, bahwa migrasi burung raptor dari Rusia ini melewati koridor daratan sebelah timur yang mencakup perjalanan melalui Tiongkok, Semenanjung Malaya, hingga mencapai Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
“Kami menyaksikan kedatangan ribuan burung raptor ini pada Sabtu, 29 Oktober lalu, ketika kami melakukan pengamatan di kawasan wisata Puncak Sempur, Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang,” cerita Ria.
Pada pengamatan ini memungkinkan ribuan burung raptor terbang di langit Tegalwaru, dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Sejumlah pengamat menggunakan alat binocular dan monocular untuk memantau peristiwa langka migrasi burung asal Siberia ini.
Selain itu Ria menjelaskan bahwa Burung Indonesia, bersama dengan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), saat ini sedang aktif dalam upaya pelestarian spesies ini. Pegunungan Sanggabuana dikenal sebagai salah satu lokasi yang penting dalam jalur migrasi tiga jenis burung raptor, termasuk elang-alap Cina, elang-alap Nipon, dan sikep-madu Asia.
Sementara itu Komarudin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan SCF, menambahkan dengan adanya fenomena ini akan mendorong pemerintah untuk lebih terlibat dalam kegiatan konservasi di Pegunungan Sanggabuana, sebab langkah ini menjadi semakin penting karena kawasan ini saat ini sedang dalam proses perubahan fungsi menjadi Taman Nasional.
Memakan waktu selama empat hari dalam pengamatan dari 29 Oktober hingga 1 November, tim berhasil mencatat empat jenis burung migran dan 14 jenis burung yang menetap di Pegunungan Sanggabuana.
Tak hanya itu selama satu hari, lebih dari 700 burung pemangsa melakukan migrasi dan melewati kawasan lereng Pegunungan Sanggabuana.
Tentunya fenomena migrasi burung raptor asal Siberia ini tidak hanya mempesona, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan upaya pelestarian alam yang lebih baik di Karawang, Jawa Barat.