Driver Online Asal Depok, Tewas Terikat Lakban dalam Mobil
Kamis, 09 November 2023 16:47
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi /TimDigo.id
Sukabumi, DigoID-Sesosok mayat pria terikat lakban dalam mobil Daihatsu Xenia di depan minimarket di Kampung Cireunghas, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Selasa, 07 November 2023.
Keterangan yang diperoleh dari keluarga yang sudah tiba di Sukabumi, korban merupakan driver online berinisial S (55 tahun) asal Depok, Jawa Barat.
Pasca jenazah S ditemukan dalam mobil warna putih sekira pukul 19.00 WIB. Korban memakai baju batik warna hijau dengan kondisi kedua kaki, tangan, dan wajah terikat lakban. Penemuan S berawal saat warga setempat curiga dengan mobil yang terparkir di depan minimarket sejak Selasa sekira pukul 05.00 WIB.
Berdasarkan Keterangan Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo melalui Kasi Humas Iptu Astuti Setyaningsih mengatakan Polsek Cireunghas dan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Sukabumi Kota sudah mengevakuasi jenazah S ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk diautopsi. Dilansir sukabumiupdate.com
"Dari informasi yang kami peroleh, penemuan mayat ini berawal dari informasi warga yang melaporkan adanya sebuah mobil yang terparkir cukup lama di halaman parkir salah satu minimarket. Pada saat ditemukan, korban diduga telah meninggal dunia dengan kedua kaki, kedua tangan, dan wajah terikat lakban," kata dia Rabu, 08 November 2023.
Hasil Autopsi Jasad Pria Depok
Berdasarkan hasil autopsi dokter forensik dari RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi membeberkan hasil autopsi terhadap jenazah S (55 tahun) pria asal Depok yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat lakban di dalam mobil di Cireunghas Kabupaten Sukabumi. Sebelum meninggal, korban diketahui kekurangan oksigen.
"Kalau dari korban sendiri, luka-luka yang signifikan seperti kayak luka terbuka atau luka lecet kayak gitu tidak ditemukan. Cuman disini kelihatan bahwa korban kekurangan oksigen itu yang paling jelas. Jadi usaha nafas berlebih itu ada pada korban ini," kata Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia kepada awak media, Rabu, 08 November 2023.
Nurul memperkirakan, korban telah meninggal dunia di atas 24 jam. Sebab, hampir sekujur tubuh korban kondisinya sudah membusuk.
"Tapi busuknya belum semuanya, jadi mungkin antara satu sampai dua hari," terangnya.
Menurut Nurul, tim dokter sudah mengambil sampel organ dalam jasad korban, yakni berupa jantung, paru dan otak untuk diperiksa di laboratorium Fakultas Kedokteran Unjani, Bandung.
Hal ini bertujuan, untuk mengetahui apakah ada kelainan dalam ketiga organ penunjang kehidupan itu. Sehingga, nantinya penyebab kematian korban bisa disimpulkan.
"Kekurangan nafas itu bukan penyebab (kematian), itu prosesnya. Kan prosesnya bisa macam-macam, ketutup mulut, hidung, leher, dada atau penyakit, jadi itu proses.
Kalau prosesnya kelihatan, tapi penyebabnya belum tahu apakah memang penyakit atau yang lain. Kalau yang lain itu harus lihat dari TKP nya bagaimana," tuturnya.
Terkait kapan hasil dari pemeriksaan laboratorium keluar, Nurul menyebut prosesnya membutuhkan waktu selama dua minggu.
"Biasanya kalau sudah agak busuk, lumayan agak lama sekitar dua mingguan, supaya nanti pas diproses gak hancur," tutupnya.
Pada dasarnya proses autopsi dilakukan itu untuk kepentingan penyelidikan Polisi, untuk mengetahui penyebab kematian jenazah S dokter forensik membutuhkan waktu sekitar 6 jam, dimulai sejak pukul 10.00 WIB hingga 15.30 WIB.
Usai proses autopsi selesai, jenazah S sekitar pukul 16.00 WIB kemudian dibawa keluarganya ke rumah duka di Depok untuk dimakamkan.