Dampak Pelecehan Seksual pada Anak, Begini Kata Psikolog
Jumat, 04 November 2022 16:14
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Dok. Freepik
BANDUNG -- Kasus pelecehan seksual yang semakin marak kini menghantui para orang tua. Upaya pencegahan perlu dilakukan baik dari orang tua ataupun dari anak itu sendiri.
Menurut Psikolog Indri Utami Sumaryanti M.Psi, yang Digo hubungi, Kamis, 3 November 2022, mengatakan bahwa dalam upaya pencegahan kekerasan seksual harus ada suatu gerakan atau suatu promosi intervensi. Karena tidak semua orang tua mengerti dan paham cara agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual.
Dijelaskannya, dampak dari pelecehan seksual terhadap anak terbagi kepada dua yaitu psikis atau mental dan fisik. Secara psikologis jika dibiarkan dan pelecehan dilakukan berkali-kali kepada anak akan memiliki dampak psikologis yang cukup berat.
“Kalau dampak secara psikologis jika dibiarkan pasti akan punya dampak psikologis yang cukup berat, apalagi dilakukannya berulang kali. Misalkan anak harus merahasiakan karena yang melakukannya adalah orang terdekat tentu itu akan menjadi trauma yang sangat berat,” ujar Indri.
Menurut Indri, ada dampak langsung dan tidak langsung yang dialami anak setelah mendapatkan pelecehan seksual. Dampak langsung, yaitu anak menjadi murung, terus-terusan buang air kecil, dan hilang fokus sehingga mengganggu kegiajan belajar anak.
Sedangkan dampak tidak langsung, yaitu jika pelecehan dilakukan terus-menerus, dibiarkan dan tidak mendapat pertolongan yang tepat itu bisa menyebabkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, dan lain-lain yang bisa merusak mental.
“Yang jelas itu harus ditangani oleh profesional, kalau psikolog berarti yang menanganinya psikolog klinis, kalau anak berarti psikolog klinis anak dan harus yang memang sudah berpengalaman memberikan pelayanan kepada korban-korban pelecehan seksual,” lanjut Indri.
Indri menegaskan bahwa tentang korban pelecehan seksual ini tidak bisa hanya ditangani oleh keluarga saja. Dalam upaya penyembuhan trauma harus didampingi orang yang ahli agar bisa ditangani dengan baik.
“Kasus pelecehan seksual khususnya anak tidak bisa ditangani sendiri apalagi kalau anak disodomi harus ada pemeriksaan dokter juga, apakah ada luka atau tidak bahkan takutnya nanti anak menderita penyakit menular seksual. Jadi selain psikis anak juga perlu bantuan fisik,” ujar Indri