Bupati dan Kapolresta Bandung Ingatkan Remaja Soal Risiko Nikah Dini
Senin, 30 Januari 2023 12:59
Reporter : Rubby Jovan Primananda
Bupati Bandung Dadang Supriatna dan Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo saat menjadi inspektur upacara di SMAN 1 Baleendah. Dok Rubby Jovan.
KABUPATEN BANDUNG -- Bupati Bandung Dadang Supriatna merespons remaja yang melakukan pernikahan dini. Dia mengatakan hal tersebut menyebabkan angka kasus stunting terus meningkat, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.
Pria yang akrab disapa Kang DS ini menyebut di Kabupaten Bandung sendiri, menurut studi kasus pada tahun 2011 menduduki peringkat keempat di provinsi Jawa Barat dengan angka prevalensi stunting 27,1 persen.
Oleh karena itu, dia meminta untuk kasus stunting bisa dicegah dari sedini mungkin. Salah satunya dengan mensosialisalikan hal tersebut kepada para siswa saat menjadi inspektur upacara di SMA Negeri 1 Baleedah Kabupaten Bandung.
Kang DS juga menilai akan sangat berisiko pada ibu dan calon bayi apabila terjadi kehamilan di usia remaja, yang belum mempunyai kesiapan secara kemampuan ekonomi.
“Perkawinan di bawah umur juga sangat berisiko bagi ibu dan calon bayi. Oleh karenanya perlu edukasi kepada remaja tentang kesiapan nikah,” ujar Kang DS saat ditemui di SMAN 1 Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin, 30 Januari 2023.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo juga turut menyampaikan terkait maraknya pernikahan dini yang akan menyebabkan timbulnya bayi stunting.
“Salah satu penyebab bayi stunting adalah kurangnya gizi bayi yang masih ada dalam kandungan ibu. Salah satu yang menyebabkan hal itu terjadi adalah penikahan dini,” ujar Kusworo.
Kusworo mengingatkan para remaja untuk tidak melakukan pernikahan dini. Sebab, hal tersebut akan berakibat meningkatnya kasus stunting yang menjadi penghambat menuju Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
“Di tahun 2045 di mana Indonesia Emas itu sangat dipengaruhi oleh generasi yang baru-baru lahir saat ini,” kata Kusworo.
“Seandainya yang baru lahir saat ini adalah bayi stunting, maka itu akan menjadi penghambat Indonesia untuk bisa menjadi Indonesia Emas,” tutup Kusworo.