Bikin Merinding! Menjelang Lebaran Kasus DBD Meningkat, Apakah Karena Nyamuk Wolbachia
Selasa, 26 Maret 2024 15:30
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) Merajalela Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Menteri Kesehatan kita, Mas Budi Gunadi Sadikin, baru aja ngomongin soal kondisi tempat tidur di rumah sakit yang masih aman, meskipun kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang meroket. Masih under control, katanya.
Bed Rumah Sakit Masih Banyak Yang Kosong
Bersumber dari CNBC Indonesia, Selasa, 26 Maret 204, kata Mas Budi, bed-bed di rumah sakit vertikal Kemenkes RI masih oke banget. Ia bilang begitu pas lagi di Gedung Nusantara 1 DPR RI, Jakarta, hari Senin kemarin. "Bed-bed-nya kita di rumah sakit vertikal masih ada. Jadi, begitu saya cek ini ada masalah referal-nya. Jadi, orang enggak tahu dimana ada bed yang kosong," jelasnya
Terus, meskipun jumlah kamar yang terisi di rumah sakit vertikal Kemenkes RI masih dalam batas aman, Mas Budi juga ngaku ada masalah dengan referal, bikin masyarakat susah cari info soal ketersediaan tempat tidur. Makanya, kita perlu lebih clear soal referal ini biar semua pada tahu. Tapi tenang aja, perlakuan untuk kasus DBD udah standar, katanya. Jadi, ada harapan besar buat sembuh.
Lebih Dari 38 Ribu Orang Kena DBD!
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan kita, Dante Saksono Harbuwono, sempet ngungkapin data kasus DBD di Indonesia sampe Februari 2024. Nggak main-main, jumlahnya udah mencapai 38.462 orang, loh! Provinsi dengan kasus DBD paling tinggi adalah Jawa Barat, diikuti sama Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Tengah. Intinya, DBD masih jadi masalah serius di beberapa daerah besar di Indonesia.
Ngomongin soal kematian akibat DBD, data dari Dante juga nunjukin bahwa totalnya udah mencapai 316 orang sampe Februari 2024. "Sebaran kematian di Indonesia secara kumulatif 2023 totalnya adalah 894 orang dan sebaran kematian dengue kumulatif di Indonesia sampai Februari 2024 sudah 316 kematian," ungkap Dante dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR RI, Senin, 25 Maret 2024. Kondisinya emang serius banget, ya.
Dante juga kasih tau soal sebaran kasus kematian DBD di Indonesia. Ternyata, sebaran tertinggi kasus kematian itu ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Angkanya gede, ya? Sampe Februari 2024 aja, udah ada 316 orang yang meninggal karena DBD. Itu artinya, perlu tindakan cepat dan tepat buat atasi masalah kesehatan masyarakat ini.
Nyamuk Wolbachia Jadi Penyebab DBD?
Nah, banyak yang bertanya-tanya, apakah lonjakan kasus DBD ini ada hubungannya sama nyamuk wolbachia? Bersumber dari Kompas, Selasa, 26 Maret 2024, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, ngeklaim kalau nyamuk wolbachia malah bisa jadi solusi, bukan penyebab. "Bukan lah, malah nyamuk wolbachia kalau ada virus dengue, saat dia menggigit atau mengisap darah orang lain, virus denguenya tidak bisa masuk," jelasnya. Lumayan banget kan?
Katanya sih, kenaikan kasus DBD lebih gara-gara pergantian musim dari hujan ke kemarau. Pancaroba emang bikin nyamuk betah tinggal dan berkembang biak.
Nyamuk wolbachia sendiri udah disebarkan di puluhan ribu titik di Indonesia, mulai dari Kota Semarang sampe Kota Denpasar. Cuman, sayangnya, kenaikan kasus DBD nggak cuma di situ aja, tapi juga di lima daerah yang udah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa. Jadi, DBD masih jadi masalah serius di banyak tempat.
Perilaku Masyarakat Jadi Penyebab Utama
Pendapat yang sama juga diungkapin sama Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, nyamuk wolbachia bukanlah biang keladi di balik kenaikan kasus DBD. Dia ngasih liat data yang nunjukin, kenaikan kasus DBD ini juga terjadi di banyak negara, termasuk yang udah pake wolbachia dan yang nggak.
Lebih mungkin, katanya karena perilaku masyarakat sendiri plus, tingginya curah hujan, sistem drainase yang belum memadai, dan perilaku buruk dalam sanitasi juga jadi faktor. "Aedes aegypti jadi semakin banyak, ditambah perilaku masyarakat juga kurang dalam melakukan pencegahan untuk menghindari gigitan. Akhirnya terjadi kenaikan ini, trennya memang semakin meningkat dan bisa semakin buruk seiring perubahan iklim." papar Dicky.
Jadi, memang penyebab meningkatnya kasus DBD ini ada banyak, mulai dari perubahan curah hujan, fenomena El Nino, sampe perubahan iklim global. Bisa dibilang, kita lagi hadapi tantangan besar nih buat kontrolin kasus DBD ini. Semoga kita bisa temukan solusi yang tepat dan cepat, ya. (wd)