Bermain Game Tingkatkan Fungsi Kognitif Anak
Rabu, 26 Oktober 2022 21:17
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Ilustrasi Main Game
BANDUNG -- Bermain video game seringkali dianggap hanya memiliki dampak negatif untuk anak. Seperti masalah sosial, kesehatan mental, hingga berkurangnya aktifitas fisik karena terlalu lama bermain video game.
JAMA Network Open menerbitkan penelitian terbaru di Amerika Serikat yang menunjukkan mungkin juga ada manfaat kognitif yang terkait dengan hiburan populer. Dilansir dari News Max, Bader Chaarani sebagai asisten profesor psikiatri di University of Vermont mengatakan bahwa dia tertarik terhadap topik tersebut sebagai gamer dan keahliannya dalam neuroimagery.
Jika pada penelitian sebelumnya fokus terhadap dampak negatif atau merugikan, penelitan ini justru kebalikannya. Studi ini dibatasi dalam jumlah peserta yang relatif kecil yang relatif melibatkan pencitraan otak.
Pada penelitian ini Chaarani dan rekannya menganalisis data besar dan yang sedang berlangsung dari studi Pengembangan Kognitif Otak Remaja yang didanai oleh National Institute of Health. Chaarani dan rekannya melihat hasil tes kognitif dan gambar otak dari 2000 anak berusia sembilan dan sepuluh tahun yang dipisahkan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama yaitu anak yang tidak pernah bermain video game dan yang kedua yaitu anak yang bermain game tiga jam atau lebih dalam satu hari. Setiap kelompok diberikan tugas dan dinilai berdasarkan tugas tersebut.
Tugas pertama yaitu melibatkan tanda panan kiri dan kanan, kemudian anak-anak diminta untuk menekan ke kiri atau ke kanan swcepat mungkin. Selain itu, anak-anak iuga diberi tahu untuk tidak menekan apapun ketika mereka melihat tanda berhenti dan mengukur seberapa baik mereka dapat mengendalikan impuls mereka.
Tugas kedua yaitu mereka akan diperlihatkan wajah orang kemudian anak-anak ditanya apakah gambar berikutnya yang ditampilkan nanti akan cocok atau tidak dalam test memori kerja mereka. Setelah penghitungan statistik berdasarkan pendapatan orang tua, IQ, dn kesehatan mental tim menemukan anak yang memaikan video game lebih lebih baik dan konsisten di kedua tugas tersebut.
Ketika anak-anak sedang melakukan tugasnya, otak mereka dipindai pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI). Ternyata otak anak yang bermain video game lebih aktif di daerah yang terkait dengan perhatian dan memori.
"Hasilnya meningkatkan kemungkinan menarik bahwa video game dapat memberikan pengalaman pelatihan kognitif dengan efek neurokognitif yang terukur," tulis peneliti dalam makalah mereka.
Chaarani berharap dapat melihat dan mendapakan jawaban lebih jelas saat penelitian berlanjut di anak yang usianya lebih tua. Studi di masa depan juga dapat mengambil manfaat dari mengetahui genre game apa yamg dimainkan anak-anak. Meskipun saat ini anak pada usia sepuluh tahun cenderung menyukai game aksi.
"Tentu saja, penggunaan screen time yang berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan aktivitas fisik secara keseluruhan," kata Chaarani.
Kemudian Chaarani mengatakan bahwa video game mungkin lebih baik daripada banyak menonton youtube yang tidak memiliki efek kognitif yang terlihat.