Begini Kata Ahli Soal Gempa Cianjur dan Sesar Cimandiri
Rabu, 23 November 2022 16:44
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Gempa bumi Magnitudo 5,6 terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Senin, 21 November 2022. (Dok. Rubby Jovan)
BANDUNG -- Gempa bumi terjadi di Cianjur, Senin, 21 November 2022 dengan Magnitudo 5,6. Ahli gempa Badrul Mustafa Kemal menyatakan, bahwa gempa disebabkan oleh aktivitas sesar Cimandiri.
Namun, dia menjelaskan bahwa besar atau tidaknya gempa yang disebabkan karena sesar, dapat tergantung dari jarak antara pemukiman yang padat warga dengan episentrum atau titik gempa.
"Meskipun gempa berkekuatan tinggi, jika titik gempa jauh dari pemukiman maka dampaknya tidak akan terlalu besar," katanya saat dihubungi, Selasa, 22 November 2022.
Badrul membandingkan kejadian gempa Cianjur dengan kejadian gempa-gempa sebelumnya di Indonesia. Sebut saja seperti Gempa di Yogyakarta pada tahun 2006 dan gempa di Sumatera Barat tahun 2007.
"Jika dibandingkan dengan gempa yang memiliki mekanisme sejenis di Yogyakarta tahun 2006 dan Sumatera Barat pada 2007 yang berkekuatan lebih tinggi 6,3 Magnitudo, memiliki dampak sangat jauh berbeda. Bahkan ketika gempa di Yogya korban jiwa mencapai 7 ribu orang," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa sesar yang ada di Jawa Barat tidak terlalu panjang seperti di Sumatera. Di Pulau Jawa sendiri menurutnya, kondisi sesar cenderung lebih pendek jaraknya.
Sebagai informasi, sesar Cimandiri terhubung dengan sesar Lembang. Sesar Cimandiri dimulai di Pelabuhan Ratu, melewati Sukabumi dan berakhir di Subang.
Mengingat kini banyak muncul keresahan dari masyarakat, apabila terjadi pergerakan sesar Lembang dan dikhawatirkan bisa menyebabkan gempa di Bandung serta daerah sekitarnya. Badrul berpesan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.
Dia menjelaskan bahwa sesar Lembang tidak menyambung dengan sesar lainnya. Sebab, kondisi sesar Lembang yang cenderung lebih pendek jaraknya.
Terlebih, apabila masyarakat sekitar melakukan tindakan untuk menekan risiko atau mitigasi. Jika masyarakat siap dan sudah melakukan upaya mitigasi masyarakat bisa tenang menghadapi isu.
“Kenapa orang takut, mungkin mereka tidak menegrti mitigasi atau mereka tidak siap. Ketika sudah melakukan mitigasi ketika itu terjadi akan tetap tenang,” lanjutnya.