Bandung Zoo masih Jadi Pilihan Destinasi Libur Nataru
Kamis, 22 Desember 2022 14:20
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Bandung Zoo. Dok. Siti Ninu Nugraha
BANDUNG -- Libur Natal dan Tahun Baru 2023 bertepatan dengan libur sekolah. Bandung Zoological Garden jadi salah satu rekomendasi wisata edukasi satwa di Kota Bandung.
Bandung Zoological Garden memiliki koleksi hampir 700 satwa dari 120 spesies yang berbeda. Berdasarkan pantauan digo id pada Rabu, 21 Desember 2022, satwa yang ada di Bandung Zoological Garden ada bermacam-macam. Seperi Buaya, Jerapah, Unta, Singa, Harimau, Gajah, berbagai jenis burung, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ada juga pertunjukan Various Animal Edutainment yang menampilkan beberapa satwa seperti Burung, Anjing, hingga Binturung. Para satwa menampilkan aksi dan kepintaran mereka seperti Burung yang bisa berhitung, Anjing yang bisa mengendarai kendaraan, dan banyak penampilan lainnya.
Humas Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafii mengatakan harga tiket masuk (HTM) ke Bandung Zoo untuk saat ini dikenakan biaya 50 ribu rupiah. Untuk anak-anak dengan tinggi di bawah 80 sentimeter tidak dipungut biaya alias gratis.
"Tiket saat ini 50 ribu perorang, tinggi di bawah 80 sentimeter tidak harus pakai tiket," ujar Sulhan.
Ia mengatakan tiket tersebut berlaku di semua waktu kunjungan, baik itu hari-hari biasa maupun akhir pekan, bahkan hari-hari besar sekalipun harga tiket tidak berubah. Bahkan kecuali hari minggu dan tanggal merah, pengunjung rombongan akan mendapat diskon.
"Jadi tiket kita itu sama, mau weekday, weekend, bahkan lebaran tidak ada yang naik. Kecuali rombongan kalau di luar hari Minggu dan tanggal merah itu dapat diskon, sekolah itu tiketnya jadi 40 ribu kalau lebih dari 30 orang dapat gratis satu, kalau rombongan umum jadi 45 ribu,” lanjutnya.
Sulhan mengatakan pengunjung saat ini per hari masih kurang dari 4 ribu orang. Menurutnya, sebelum pandemi Covid 19, pengunjung bisa mencapai di atas 6 ribu orang per hari.
"Per hari kita sebelum Covid-19 lebih tinggi dari sekarang, tapi kalo pas setelah Covid di kasih Allah nya hampir masih tetap di bawah 4 ribu itu hari-hari minggu biasa. Kalo dulu kita di atas 6 ribu, belum pulih kalau dibanding dulu, hanya lewat dari 50 persen lebih sedikit belum sampai 100 persen," lanjut Sulhan.
Sulhan menceritakan, ketika pandemi Covid 19 melanda, Bandung Zoological Garden pada 2020 sempat diutup selama tiga bulan. Kemudian pada 2021 ditutup kembali selama empat bulan lamanya.
"Saat kasus Covid-19 tinggi kita pernah ditutup tahun 2020 selama tiga bulan, kemudian tahun 2021 kita ditutupnya selama empat bulan ya kita survive dengan donasi dari luar dan juga tabungan itu yang kita lakukan," ujar Sulhan.
Bantuan diberikan dalam bentuk pakan langsung seperti buah-buahan dan sayuran. Pakan yang sudah di sortir kemudian disumbangkan ke Bandung Zoological Garden.
"Pakan yang sudah disortir itu yang mereka sumbangkan ke kita, disamping buah-buahan juga sayur-sayuran itu juga diberikan ke kita," lanjutnya.
Selain melihat satwa, fasilitas lain juga ada di Bandung Zoological Garden. Seperti memberi makan satwa, menunggangi Unta, Gajah, atau Kuda, Wahana Air, dan taman bermain untuk anak-anak.
Sulhan mengatakan ada perawatan khusus kepada satwa-satwa tunggang yakni memberikan vitamin yang rutin kepada satwa. Satwa juga dibatasi untuk mengangkut pengunjung sebanyak 150 tunggangan.
"Perawatan khusus bagi hewan paling kita kasih vitamin karena kita kan punya disini ada satwa tunggang kaya unta, kuda, gajah itu nanti dikasih vitamin karena merka kan akan mengangkut orang, tidak lebih banyak sih karena kita batasi juga kan per hewan itu maksimal 150 orang ga boleh lebih kan nanti ada LSM yang akan memantau kita jadi kita harus batasi itu," ujar Sulhan.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Neng Riski Wulandari mengatakan ia membawa rombongan murid dari sekolahnya sebanyak 22 siswa. Guru TK Kasih Bunda yang berasal dari Cililin, Kabupaten Bandung Barat ini mengatakan alasan membawa siswanya ke Bandung Zoo adalah untuk belajar tentang hewan.
"Alasan saya ajak anak-anak ke Kebun Binatang adalah untuk mengedukasi mereka, terus juga memang dekat dengan Cililin. Kemudian anak-anak jadi bisa melihat langsung bintang," ujar Riski.
Riski mengakui ini jadi kali pertamanya berkunjung ke Kebun Binantang. Ia merasa senang melihat anak-anak melihat langsung binatang yang biasa mereka lihat di buku dongeng.
"Luar biasa banget karena saya juga beru pertama kesini, bahkan saya juga seneng karena baru pertama kali lihat ternyata kaya di dongeng seperti adanya jerapah terus buaya yang kaya gitu anak-anaknya juga emang super seneng, happy, dan menikmati," kata Riski.