Baby Blues Syndrome yang Tidak Diatasi Berisiko Menjadi Depresi, Peringatkan Psikiater
Jumat, 17 November 2023 08:00
Reporter : Tim Digo.id

Foto Ilustrasi
Jakarta,
DIGO.id -- Baby Blues Syndrome, perasaan sedih yang
dialami ibu setelah melahirkan, jika tidak ditangani, berpotensi berkembang
menjadi depresi, peringatkan dr. Tribowo T. Ginting, SpKJ(K), seorang Dokter
Spesialis Kedokteran Jiwa (psikiater) dari RSUP Persahabatan.
Baby
Blues Syndrome muncul pada masa awal setelah melahirkan karena perubahan hormon
dan masalah lainnya yang mungkin dialami ibu sejak masa kehamilan. Dr. Bowo
menjelaskan bahwa kondisi ini sebenarnya wajar terjadi, tetapi jika tidak
diatasi, dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.
Gejala
Baby Blues Syndrome umumnya berlangsung singkat, sekitar satu minggu. Jika
perasaan sedih dan tekanan psikologis berlanjut melebihi dua minggu, ada
kecurigaan bahwa kondisi tersebut telah berkembang menjadi depresi.
Dalam
kasus yang lebih berat, Baby Blues Syndrome dapat berkembang menjadi psikosis
postpartum, yang ditandai dengan munculnya halusinasi atau marah-marah yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, dr. Bowo menekankan pentingnya penanganan
serius terhadap Baby Blues Syndrome untuk mencegah perkembangan kondisi yang
lebih parah.
Dalam
upaya pencegahan, keluarga memiliki peran kunci dalam menciptakan suasana yang
nyaman bagi ibu yang baru melahirkan. Selain itu, dr. Bowo menyarankan agar ibu
menyempatkan waktu untuk istirahat yang cukup dan menjaga keseimbangan dengan
me time.
"Ibu
perlu me time. Jangan mentang-mentang ada anak bayi lalu enggak bisa
ngapa-ngapain," tambahnya.
Perhatian
dan dukungan keluarga, bersama dengan pemahaman tentang kondisi psikologis
setelah melahirkan, dianggap krusial dalam membantu ibu melewati masa transisi
ini dengan lebih baik.
Uc/khn