Asyik Bermusik dengan Penyandang Disabilitas
Sabtu, 03 Desember 2022 22:11
Reporter : Fitri Sekar Putri
Bermain musik dengan anak-anak disabilitas di Balai Kota Bandung. Dok Fitri Putri
BANDUNG -- Menjadi penyandang disabilitas bukanlah penghalang untuk dapat mengasah keterampilan seseorang di bidang seni. Potads Percussion yang menjadi salah satu pengisi acara pada Hari Peringatan Disabilitas Internasional 2022 membuat kagum para penonton saat pentas di Balai Kota Bandung Sabtu, 03 Desember 2022.
Mohamad Fikri Fadillah telah menjadi pelatih alat musik perkusi bagi penyandang disabilitas sejak 2016 silam. Potads sendiri merupakan wadah untuk memberikan semangat dan kesempatan berkembang bagi para penyandang down syndrome.
"Awalnya saya hanya pelatih ekskul perkusi di Sekolah Luar Biasa (SLB), karena mungkin anak-anak disabilitas yang diangkatnya seni dan olahraga jadi saya diajak untuk ikut ngelatih perkusi di Potads ini" ucap Abem, sapaan akrabnya.
Tidak dapat dipungkiri jika mengajar anak berkebutuhan khusus lebih memiliki tantangan. Abem pun turut merasakan hal yang sama, namun karena seringnya dilakukan latihan, lama kelamaan anak down syndrome ini jadi terbiasa.
"Kalo kesulitan mah karena down syndrom itu biasanya lama menangkapnya tapi cepat lupa, cuma karna ada latihan rutin dan terus terusan, ada gestur tubuh jadi anak-anak terbiasa dengan musik. Oh gini pukulannya" ucap Abem.
"Intinya menyiapkan bahan ajarnya menggunakan musik biar memudahkan" tambahnya.
Latihan yang rutin setiap Sabtu di Jalan Nanas, Bandung membuahkan hasil yang baik, terlihat bagaimana para penonton ikut tersenyum lebar dan bersorak sorai di tiap penampilan Potads Percussion.
Abem juga menyebutkan jika ia sangat senang menjadi pelatih perkusi anak down syndrome. Ia mendapatkan banyak pelajaran, utamanya soal kesabaran. Bukan hanya itu, dapat mengajar perkusi bagi anak berkebutuhan khusus memberikan Abem pengalaman yang berkesan.
"Semuanya menarik banget istilahnya anak anak pas lagi latihan suka tiba tiba mood-moodan. Suka ada anak-anak yang ingin main ini (alat musik lain), termasuk tadi ada salah satu anak ingin main alat-alat drum padahal bagiannya jimbe," tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa anak down syndrome bisa menampilkan kemampuannya jika penyandang disabilitas dibiasakan untuk melakukan hal yang sama seperti yang orang normal lakukan.
Di setiap pentasnya bersama Potads Percussion, Abem selalu berharap penonton menonton bukan karena kasihan. Tapi memang benar-benar merasa bahwa pengidap down syndrome bisa melakukannya dengan baik.
"Saya menghindari kalau tampil itu penonton kagumnya bukan karena kasian. Tapi karena anak-anak itu bisa oleh latihannya" kata Abem.
Di peringatan Hari Disabilitas ini Abem berharap semoga kelak para penyandang disabilitas dapat hidup mandiri.
"Saya berharap nanti anak-anak kalau sudah gede istilahnya bisa bertahan hidup dengan cara mereka sendiri entah itu berdagang atau berkesenian. Mudah-mudahan ada lembaga khusus anak-anak yang berpotensi di kesenian, bisnis atau yang lainnya agar bisa bertahan hidup," ucapnya.
Sedangkan bagi masyarakat, Abem berharap agar tindakan bullying yang kerap terjadi kepada penyandang disabilitas utamanya down syndrom akan semakin berkurang.
"Stop bullying, jangan dianggap sebelah mata karena sebenarnya mereka itu bisa. Mereka juga sama sama ciptaan Tuhan enggak usah dibeda-bedakan" tutup Abem.