Alasan Sutradara Singgung Kesehatan Mental Selena Gomez
Senin, 07 November 2022 04:50
Reporter : Siti Ninu Nugraha

Dok. Apple+
LONDON -- Sutradara Alek Keshishian menceritakan tentang perjalanan dibalik pembuatan film dokumenter ‘My Mind and Me’. Film ini menceritakan kisah Selena Gomez dan perjalanan kesehatan mentalnya.
Sebelumnya Keshihian sukses dengan film dokumenter ‘Truth or Dare’ yang menceritakan tentang kisah Madonna, kini Alek kembali menggarap film dokumenter dengan latar belakang kisah Selena Gomez dan perjalanan kesehatan mentalnya. Selain itu, Alek juga melihat kondisi selebritas masa kini di era media sosial.
Lebih dari lima tahun Alek menyelesaikan film dokumenter tersebut. Dilansir dari The Hollywood Reporter, film dokumenter ini perdana tayang pada 4 November 2022 di Aple TV+.
Film ini menceritakan perjalanan kesehatan mental Selena Gomez, dimulai ketika ia didiagosis bipolar kemudian mempublikasikannya, hingga mengadvokasi pendidikan kesehatan mental.
Keshishian mengatakan bahwa perlu satu tahun ekstra dalam mengedit film tersebut. Ia juga mengatakan bahwa ia sudah terbiasa dengan film dokumenter yang sangat panjang. Film ini dibuat semurni mungkin dan terkonsentrasi pada cerita Selena.
"Saya meminta satu tahun ekstra untuk mengedit hingga berdurasi dua jam 30 menit, menjadi sesuatu yang ringkas," kata Keshishian.
Pada tahun 2019, ketika Keshihian mengatakan kepada Selena untuk syuting di Kenya, Selena ingin membuat rekaman untuk jenis film amal yang ditayangkan pada situs webnya. Ketika di pesawat, Selena merasa dilema apakah ia harus mempublikasikan bahwa ia memiliki bipolar.
"Saya terkejut bahwa Selena baru saja keluar dari fasilitas kesehatan mental untuk tahap pertama pemulihannya. Namun dia juga ingin berbagi cerita untuk membantu orang lain," lanjut Keshishian.
Label Selena, Interscope juga terlibat dalam pembuatan film dokumenter tersebut. Menurut Keshishian, Selena sangat beruntung memiliki label yang selalu mendukung untuk setiap keputusan yang dibuatnya.
"Saya tidak berpikir bahwa saya bisa melakukannya tanpa Interscope dan Lighthouse (perusahaan manajemen Selena)," kata Keshishian.
Hubungan Keshihian dan Selena sangat dekat dimulai dari 2015, dan mereka menjadi teman baik saat itu. Kemudian pada 2016 ketika Alek memulai film tersebut, ia berkata bahwa Selena tidak akan menikmati proses syuting tersebut. Tetapi Selena mengatakan bahwa ia akan melakukannya.
"Saya sangat berhati-hati. Pada tahun 2016 ada adegan di mana dia mogok setelah gladi bersih, saya berlutut dihadapannya yang sedang duduk, saya memegang tangannya dan berkata, ini wajar, orang-orang merasakan ini. Tidak masalah, saya tidak akan merekam ini kecuali kamu baik-baik saja maka kami akan merekamnya, dan dia mengatakan bahwa ia baik-baik saja dengan itu," kata Keshishian.
Sebelumnya Selena diperlihatkan film dokumenter Madonna ‘Truth or Dare’ agar ia bisa mengetahui tingkat akses yang diberikan Madonna. Selena bekerja keras agar bisa berada di tingkat ‘Truth or Dare’.
"Saya pikir akhirnya saya lebih tertarik menjadi manusia yang layak baginya daripada hanya mendapatkan film atau bayaran untuk membuat film dokumenter Selena," kata Keshishian.
Selain bercerita tentang kesehatan mental Selena, film ini juga meceritakan tentang sebuah ketenaran di sosial media. Ada tema besar yang mendasari tentang isolasi selebriti dan sisi gelap selebriti. Menurut Keshishian, dalam perjalanannya selama puluhan tahun ia melihat sendiri bahwa selebritas sebagai sesuatu yang tidak nyata sebagai konstruksi yang akan merusak orang.
Keshishian merasakan bahwa saat ini bukan hanya orang yang benar-benar berbakat, tetapi setiap anak muda sekarang rela mati-matian untuk bisa mencapai ketenaran. Orang secara terus-menerus melakukan pertunjukan dan terus bekerja di depan layar.
"Saya ingin membuat orang menyadari bahwa tidak semuanya merupakan kesenangan dan permainan. Jika kamu ingin mengetahui pengaruhnya terhadap kesehatan mental, itulah tingkat isolasi itu dan itu tidak membuat orang senang," kata Keshishian.
Keshishian mengatakan bahwa ia akan membuat film dokumenter ketika subjek ingin belajar sesuatu tentang dirinya. Kemudian orang tersebut menyukai seni dan menyadari bahwa seni dokumenter adalah yang terbaik ketika bekerja dengan seorang dokumenter.