Aksi Demonstrasi Atas Tewasnya Aktivis Lingkungan Berakhir Ricuh
Senin, 23 Januari 2023 10:12
Reporter : Anggun Putri
Dok.REUTERS/Cheney Orr
ATLANTA — Aksi demonstrasi menuntut keadilan atas penembakan seorang aktivis berakhir ricuh di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Akibat peristiwa tersebut, enam orang ditangkap dan diberikan empat dakwaan, pada Minggu, 22 Januari 2023.
Kepala Kepolisian Atlanta, Darin Schierbaum menyampaikan bahwa enam tersangka memiliki rentang usia yang berbeda, yaitu 20 hingga 37 tahun.
Para tersangka berasal dari beberapa daerah, satu diantaranya dari Georgia, yang lainnya dari Tennessee, Washington, Maine, dan Michigan.
"Enam tersangka akan diberikan empat dakwaan, diantaranya terorisme domestik, pembakaran tingkat pertama, kerusakan kriminal tingkat dua, dan interfensi terhadap properti milik pemerintah," jelas Kepala Kepolisian Atlanta, Darin Schierbaum.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Biro Investigasi Georgia (GBI), seorang aktivis lingkungan, Manuel Teran (26) ditembak hingga mati oleh petugas kepolisian setelah sebelumnya menembakan peluru ke aras petugas.
Peristiwa tersebut terjadi saat Teran dan aktivis lainnya menolak untuk mengikuti perintah yang diberikan untuk mengosongkan area konstruksi proyek fasilitas kepolisian.
"Awalnya aksi tersebut berjalan damai dan tertib, tetapi berubah menjadi ricuh saat beberapa oknum mulai melemparkan kembang api, membakar mobil polisi, hingga merusak kaca-kaca jendela gedung menggunakan palu dan batu," jelas Darin Schierbaum yang dilansir dari CNN.
Menurut salah satu aktivis, Sean Wolters, yang tergabung pada gerakan Bela Hutan di Atlanta, menyampaikan aksi demonstrasi ditujukan pada Yayasan Kepolisian Atlanta.
Hal tersebut dilakukan untuk menyadarkan pihak-pihak terkait atas kerusakan alam yang akan terjadi akibat pembangunan fasilitas kepolisian.
Aksi demonstrasi terhadap pembangunan fasilitas pelatihan kepolisian telah dilakukan oleh para aktivis selama berbulan-bulan.
Diketahui, Teran merupakan salah satu aktivis yang berupaya untuk menahan proses pembangunan dengan melakukan kemah di area konstruksi.
Sementara itu Wali Kota Atlanta, Andre Dickens mengatakan aksi demonstrasi seharusnya berjalan damai.
Tetapi beberapa oknum tidak bertanggungjawab secara sengaja merusak kedamaian dan membuat aksi berubah menjadi ricuh.
"Kami dengan senang hati mendukung aksi protes, aksi protes yang damai adalah bagian dari kebebasan masyarakat Amerika. Namun, saat para oknum membuat kericuhan, kami akan pastikan mereka ditahan dan diminta aksi pertanggungjawaban," ungkap Andre Dickens.
Dilansir dari Reuters, proyek bernilai 90 Juta USD tersebut banyak ditentang tidak hanya aktivis melainkan masyarakat.
Hal itu dikarenakan pembangunan fasilitas diatas tanah seluas ribuan hektar akan merusak hutan dan lingkungan yang dapat menghubungkan Atlanta dengan DeKalb.