Ahli Geofisika: Indonesia Masih Berpotensi Gempa di 2023
Selasa, 03 Januari 2023 16:19
Reporter : Fitri Sekar Putri
Ilustrasi alat pendeteksi gempa atau seismograf.
BANDUNG -- Ahli geofisika, Badrul Mustafa Kemal menyebutkan dalam 2023 pemerintah harus waspada terhadap daerah yang pernah mengalami gempa bumi kuat. Hal tersebut diakibatkan karena Indonesia terletak diantara tiga lempeng tektonik besar yang saling bertumbukkan.
"Jadi potensi gempa di Indonesia itu kan seperti yang diketahui potensinya tinggi ya karena Indonesia ini ada tiga lempeng tektonik besar yang saling bertumbukkan. Lempeng Australia (Lempeng Indo-Australia) kemudian ada Lempeng Euroasia dan Lempeng Pasifik di sebelah timur," tutur Badrul yang ditemui digo id pada Senin, 2 Januari 2023.
Lebih lanjut Badrul menjelaskan jika Sumatera sampai ke Timur kecuali Papua itu adalah bagian dari lempeng Eurasia. Sedangkan Papua sendiri itu satu lempeng dengan Australia dan India.
Gempa bumi yang mungkin terjadi itu disebabkan oleh pergeseran lempengan yang terjadi di setiap tahunnya. Belum lagi diperkuat dengan letak Indonesia yang berada di pinggiran lempengan yang terjadi tumbukkan.
"Pusat gempa itu berada di pingiran lempeng yang bertumbukan, sehingga mulai dari Sumatera sampai Papua itu rawan terhadap gempa karena semuanya itu berada di pinggiran lempeng yang bertumbukan tadi," tutur Badrul.
Ia pun menuturkan biasanya gempa akan terjadi di daerah-daerah yang sebelumnya pernah mengalami gempa dengan kekuatan yang kuat utamanya di daerah-daerah subduksi (tumbukkan).
"Nah jadi di situ ada pusat-pusat gempa karna subduksi tadi, contohnya gempa yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 itu. Lalu gempa Nias tiga bulan berikutnya, kemudian ada gempa-gempa di Sumatera Barat di megathrust Mentawai. Nah itu adalah akibat dari subduksi tadi," ujar Badrul.
Maka dari itu, Badrul mengimbau seluruh daerah untuk terus mewaspadai dan memantau aktivitas pergeseran lempengan yang mungkin terjadi.
"Ketika terjadi gempa, lalu lempeng ini kan bergerak terus maka dikumpulkan lagi energi. Nanti ketika (energinya) sudah di titik maksimum, maka akan dikeluarkan lagi (gempa). Maka dari itu, seluruh wilayah Indoensia itu harus mewaspadai gempa ini," tutur Badrul.
Bukan hanya itu, Badrul pun turut menyampaikan bahwa seluruh wilayah di Indonesia perlu mewaspadai daerah-daerah yang sudah lama tidak terjadi gempa, karena sewaktu-waktu mungkin saja terjadi kembali gempa.
"Terutama daerah-daerah yang di situ sering terjadi gempa kuat ya kan. Ketika sudah lama tidak terjadi gempa kuat, nah itu kewaspadaan harus ditingkatkan karena emesinya akan bertambah terus," tutur Badrul.
Menurut Badrul terdapat beberapa wilayah yang menjadi titik rawan terjadinya gempa di tahun 2023 ini. Salah satu yang berpotensi adalah daerah Sumatera Barat. Badrul sendiri merasa khawatir, sebab wilayah tersebut sudah lama tidak terjadi gempa.
"Di Sumatera Barat kalau di daratan itu di daerah Solok Selatan itu kan ada tenden suliti. Itu sudah sangat lama tidak terjadi gempa. Saya sering sampaikan itu harus hati-hati di situ. Itu yang di Sumatera yang saya tahu," ucap Badrul.
Sedangkan di daerah Jawa Barat daerah yang perlu diperhatikan itu segmen Lembang.
"Nah yang sekarang ini agak perlu diwaspadai mungkin ya Lembang ya, Sesar Lembang. Maka yang berada di wilayah itu pun sudah diingatkan juga," tutur Badrul.
Selanjutnya Badrul menyebutkan jika Megathrust di Selatan Jawa juga perlu di waspadai.
"Termasuk dari yang Selatan Jawa artinya daerah subduksi Megathrust di Selatan Jawa itu juga dulu tahun 90an kan di Banyuwangi, tahun 2006 di Pangandaran. Nah bisa jadi di titik-titik lain juga begitu," jelas Badrul.
"Nah kalau di Jawa saya melihat yang Megathrust di selatan jawa itu yang harus lebih diwaspadai," tambahnya.
Dengan potensi gempa yang mungkin terjadi di beberapa wilayah Indonesia, Badrul menyebutkan perlu adanya mitigasi bencana yang lebih baik lagi. Salah satunya dengan mitigasi struktur bangunan di daerah-daerah yang berpotensi gempa.