400 Buruh Migran Tewas Selama Proyek Piala Dunia 2022
Rabu, 30 November 2022 17:40
Reporter : Hartifiany Praisra
Ilustrasi proyek Piala Dunia 2022
Qatar -- Sekretaris Jenderal Komite Tertinggi Perencana dan Warisan Qatar, Hassan Al-Thawadi menyebutkan ada sekitar 400-500 kematian pekerja dalam pembangunan stadion dan infrastruktur Piala Dunia 2022. Selasa, 29 November 2022.
Dalam wawancara bersama Pierce Morgan, Al-Thawadi menyebutkan ada 400-500 pekerja migran yang meninggal karena pekerjaan yang mereka lakukan untuk Piala Dunia.
“Perkiraannya sekitar 400, antara 400 dan 500,” jawab Al-Thawadi. Saya tidak punya angka pastinya. Itu adalah sesuatu yang telah didiskusikan," tambahnya.
Komentar Al-Thawadi mengundang kritik dari kelompok hak asasi manusia atas kerugian bagi buruh migran saat Qatar menjadi negara Timur tengah pertama yang menyelenggarakan Piala Dunia.
Terlebih, isu kematian para buruh ini telah menjadi sorotan dunia sejak beberapa waktu sebelum ajang sepak bola paling bergengsi ini digelar.
Dalam persiapan Piala Dunia, buruh migran terlibat dalam pembangunan 8 stadion, jalur metro, dan infrastruktur baru yang menghabiskan dana sekitar 3,1 triliun rupiah.
Dilansir dari AP News, angka kematian itu tidak pernah dibicarakan secara terbuka oleh pejabat Qatar. Laporan Komite Tertinggi tahun 2014 sampai akhir 2021 hanya menyebutkan jumlah kematian pekerja dalam pembangunan dan perbaikan stadion.
Awalnya terdapat sebuah kabar yang menyebutkan jumlah kematian sekitar 40. Termasuk 37 kematian akibat insiden kecelakaan non-kerja seperti serangan jantung, dan tiga insiden di tempat kerja. Satu laporan mencantumkan kematian akibat virus corona.
Al-Thawadi menyebutkan angka-angka itu ketika membahas pekerjaan di stadion dalam wawancara. Sebelum akhirnya menyebut angka 400 sampai 500 kematian untuk semua pembangunan infrastruktur.
Dalam pernyataan selanjutnya, Komite Tertinggi mengatakan Al-Thawadi mengacu pada statistik nasional yang mencakup periode 2014-2020 untuk semua kematian terkait pekerjaan, yaitu 414, secara nasional di Qatar.
Tentu saja hal ini berbeda jauh dengan laporan dari The Guardian yang menyatakan bahwa ada kurang lebih 6500 pekerja migran yang meninggal. Usai Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Menanggapi hal tersebut, Nicholas McGeehan, anggota kelompok dari Fairsquare mengadvokasi pekerja migran di Timur Tengah.
Nicholas mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan bukti dari kurangnya transparansi Qatar. Sebab, tidak mau menyebutkan data yang tepat serta melakukan penyelidikan menyeluruh terkait dengan kematian para buruh migran ini.
“FIFA dan Qatar masih memiliki banyak pertanyaan untuk dijawab, paling tidak di mana, kapan, dan bagaimana orang-orang ini meninggal dan keluarga mereka menerima kompensasi.” tambahnya
Di sisi Mustafa Qadri, Direktur eksekutif Equidem Research, sebuah konsultan tenaga kerja yang telah menerbitkan laporan tentang jumlah korban pekerja migran konstruksi, mengatakan dia terkejut dengan pernyataan Al-Thawadi.
“Baginya sekarang untuk datang dan mengatakan ada ratusan, itu mengejutkan,” katanya kepada The Associated Press. "Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi." ucap Mustafa.