Jakarta, DIGO.id -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kesepian menjadi ancaman kesehatan global yang berpotensi mendesak. Ahli kesehatan menyatakan bahwa efek kesehatan dari kesepian dapat setara dengan merokok 15 batang sehari.

Ngabila Salama, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, menanggapi masalah ini dengan mengatakan bahwa kesehatan tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga bisa berbentuk mental. Oleh karena itu, dia mengajak warga untuk menjalani pola hidup sehat setiap hari.

“Mengajak warga melakukan pola hidup sehat CERDIK CERIA setiap hari dan mendekatkan atau mempermudah akses deteksi dini atau konseling kesehatan jiwa ke masyarakat perlu dilakukan,” ujar Ngabila.

Sebagai upaya mengatasi masalah ini, di Jakarta, misalnya, telah diluncurkan program curhat online dengan psikolog klinis di Puskesmas JAKI (Jakarta Kini), yang memberikan layanan konsultasi gratis kepada warga. Inti dari kesehatan jiwa adalah deteksi dini gangguan mental dan pemberian konseling serta pengobatan yang tepat waktu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menginisiasi pembuatan "Public Hub" untuk mendorong Puskesmas dan Posyandu menjadi tempat interaksi yang menyenangkan bagi warga. Program ini melibatkan kegiatan seperti games, curhat, dan lainnya, baik secara offline maupun online.

Ngabila menekankan perlunya menghilangkan stigma bahwa Puskesmas hanya dikunjungi oleh orang sakit. Dengan membuat Puskesmas sebagai Hub atau Public Space yang kekinian, diharapkan lebih banyak masyarakat yang akan datang untuk interaksi dan layanan kesehatan.

Upaya urban health dapat diuji coba di kota-kota besar, menciptakan miniatur deteksi dini di komunitas melalui bangunan primary health care yang bersifat inklusif dan menyenangkan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak kesepian pada kesehatan mental masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa.

Uc/khn