ODHIV: Bukan Bertahan, Tetapi Tetap Hidup
Kamis, 01 Desember 2022 23:40
Reporter : Nadiana Tsamratul Fuadah
Dok. Instagram
Bandung -- Ayu Oktariani, perempuan kelahiran 1986 merupakan salah satu perempuan yang hidup berdampingan dengan HIV. Ayu sudah menjadi orang dengan HIV (ODHIV) selama 13 tahun semenjak 2009 lalu.
Digoid berkesempatan untuk berbincang dengan Ayu secara virtual pada Rabu, 30 November 2022. Dengan ramah dan terbuka, Ayu menceritakan pengalaman hidupnya sebagai ODHIV.
Bicara mengenai bertahan dengan status ODHIV, Ayu menganggap hal itu sebagai sebuah proses hingga sampai pada titik ini. Ia menilai sebenarnya yang dia lakukan bukan bertahan, tetapi tetap hidup saja.
"Saya ngerasa istilah yang paling tepat untuk saya sampaikan adalah saya cuman berusaha untuk tetap hidup setiap harinya, tapi karena kemudian itu terakumulasikan, jadi orang atau masyarakat melihat itu sebagai upaya pertahanan diri," ungkap Ayu.
Kurangnya pemahaman mengenai HIV menciptakan stigma negatif atau anggapan buruk yang kemudian dapat menghasilkan diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Menanggapi itu, bagi Ayu yang perlu ditanamkan adalah dengan siapa kamu ingin berbicara mengenai HIV sehingga stigma diskriminnasi itu perlahan akan memudar. Menurutnya menjaga 13 tahun tetap sehat itu salah satunya juga dengan menjaga situasi sosial.
Perempuan yang kini menjabat sebagai Koordinator Nasional IPPI (Ikatan Perempuan Positif Indonesia) juga sampai saat ini masih menerima siapa saja yang menghubunginya via media sosial untuk menjawab atau menemani teman-teman yang hidup dengan HIV dan yang terdampak HIV. Karena dengan berbicang, berbagi, dan mendapat dukungan dari teman yang sama-sama mengidap HIV rasanya akan berbeda.
Bagi Ayu menemani atau mendampingi orang-orang yang mengidap HIV merupakan hal yang sangat penting. Dia sadar bahwa didiagnosis HIV bukanlah hal yang mudah, rasanya terlalu sulit untuk digambarkan.
"Banyak orang yang merasa sendirian, akhir dari dunia, merasa akan dikucilkan, dan lain sebagainya. Nah pada saat momen itu dukungan terbaik memang harusnya dateng dari keluarga atau kemudian orang yang dia pilih untuk menjadi suporternya. Bisa juga dari teman-teman sebaya atau dengan orang yang juga memiliki HIV," kata Ayu.